Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. PT Indonesia AirAsia (IAA) mengaku berminat membuka penerbangan ke Eropa jika Air Safety Committe European Commision benar mencabut larangan terbang ke kawasan Eropa.
Marketing Manager IAA Andy Adrian mengaku maskapainya akan mengadaptasi strategi pengembangan bisnis induknya AirAsia X yang sudah lebih dulu terbang ke London, Inggris.
"Realisasinya untuk jangka menengah nanti. Saat ini terutama tahun ini belum bisa dilakukan karena pesawat yang kami miliki baru untuk jarak terbang yang pendek," kata Andy, Selasa (6/7).
Wacana segera dicabutnya larangan terbang untuk lebih banyak lagi maskapai nasional menurutnya akan menguntungkan citra industri penerbangan di Indonesia. Terlebih, tren pertumbuhan penumpang domestik selalu meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun.
Sekadar mengingatkan, beberapa waktu lalu tim dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sukses meyakinkan Air Safety Committe European Commision agar mencabut larangan terbang ke Eropa untuk PT Metro Batavia, PT Lion Mentari Airlines dan PT Indonesia AirAsia.
Komisi Uni Eropa memberlakukan larangan terbang bagi seluruh maskapai Indonesia sejak Juli 2007. Pada Juli 2009 lalu Garuda Indonesia, PT Mandala Airlines, PT Premi Air, dan PT Air Fast Indonesia sudah mendapatkan izin untuk terbang kesana. Namun, tercatat baru Garuda Indonesia yang sudah memanfaatkan izin tersebut dengan terbang ke Amsterdam.
Selain harus memiliki rekam jejak yang baik dalam urusan keselamatan penerbangan. Maskapai yang boleh terbang ke Eropa harus memenuhi syarat ANNEX 6 International Civil Aviation Organization (ICAO) dan Civil Aviation Safety Regulation (CASR) 121 dan 135.
Pesawat milik maskapai harus dilengkapi dengan perlengkapan keselamatan modern seperti pintu tahan peluru (bulletproof cockpit door), alat sensor anti tabrakan pesawat (TCAS), pendeteksi cuaca dan ketinggian (GPWS), Ground Proximity Warning System (GPWS), alat sensor pegunungan dan beberapa alat lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News