Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Airbus dan PT Pertamina (Persero) resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk melakukan studi terkait peluang pengembangan ekosistem bahan bakar penerbangan berkelanjutan (Sustainable Aviation Fuel/SAF) di Indonesia.
Kolaborasi ini bertujuan untuk memetakan bahan baku dalam negeri dan menyiapkan ekosistem SAF di Indonesia, sebagai bagian dari upaya mendukung transisi energi dan dekarbonisasi sektor penerbangan.
Baca Juga: Luhut: Bali International Airshow Tarik Minat Investor Sektor Transportasi Udara
Studi ini akan menilai berbagai bahan baku lokal yang potensial, serta kebutuhan logistik dan peluang pengembangan komersial SAF di Indonesia.
Hasil dari studi tersebut akan digunakan untuk mendukung produksi SAF dalam negeri sesuai dengan standar International Civil Aviation Organization (ICAO-CORSIA) dan EU Renewable Energy Directive (EU RED2).
Julie Kitcher, Chief Sustainability Officer Airbus, menegaskan bahwa SAF adalah langkah esensial untuk mendekarbonisasi industri penerbangan.
"Indonesia memiliki potensi signifikan dalam menyediakan sumber bahan baku SAF yang sesuai dengan CORSIA. Kami sangat senang dapat bekerja sama dengan Pertamina dalam menjajaki dan mendukung pengembangan industri SAF di Indonesia," ujar Julie dalam keterangan resminya, Rabu (18/9).
Baca Juga: Boeing Serahkan 40 Pesawat pada Agustus 2024, Naik 5 Unit dari Tahun Lalu
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, menambahkan bahwa Pertamina berkomitmen untuk membangun ekosistem bahan bakar hijau yang ramah lingkungan.
"Kemitraan dengan Airbus merupakan langkah strategis untuk mendukung transisi energi berkelanjutan. Kami berfokus pada pengembangan SAF yang dapat mengurangi emisi karbon dan memperkuat ketahanan energi nasional," ungkap Nicke.
Indonesia diproyeksikan sebagai salah satu pasar penerbangan dengan pertumbuhan tertinggi di dunia, dengan peningkatan lalu lintas penumpang sekitar 7,4% per tahun—dua kali lipat dari rata-rata pertumbuhan global.
Selain itu, Indonesia memiliki sumber bahan baku SAF yang menjanjikan, seperti minyak goreng bekas, residu pertanian, dan sampah kota.
Baca Juga: Cara Dapat Barcode Pertamina untuk BBM Subsidi Pertalite
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, serta Kementerian BUMN telah meluncurkan Peta Jalan Pengembangan SAF Indonesia.
Sebagai pendorong utama dekarbonisasi penerbangan, SAF dapat mengurangi emisi karbon hingga 80% selama siklus hidupnya dibandingkan bahan bakar fosil.
Airbus berkomitmen untuk memastikan seluruh pesawatnya dapat beroperasi dengan 100% SAF pada tahun 2030, dengan saat ini semua pesawatnya sudah bisa menggunakan hingga 50% SAF.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News