Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menyebut tren koreksi mata uang rupiah sejauh ini belum berdampak pada kelangsungan industri motor nasional.
Mengutip Bloomberg, pada Rabu (11/10) kurs rupiah sebenarnya menguat 0,25% ke level Rp 15.700 per dolar AS. Namun, tetap saja rupiah masih dalam tren melemah. Sebab, sekitar April-Juni lalu, rupiah sempat bergerak di bawah level Rp 15.000 per dolar AS.
Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia Sigit Kumala menilai, pelemahan rupiah tidak serta merta membuat biaya produksi motor di Indonesia membengkak.
Sampai saat ini, produksi motor nasional masih berlangsung normal. Hal ini didukung oleh fakta bahwa sebagian besar komponen motor konvensional sudah bisa dipasok dari pasar domestik, sehingga risiko volatilitas kurs bisa diredam.
Baca Juga: Intip Siasat Industri Farmasi di Tengah Pelemahan Rupiah
Lagi pula, para produsen motor tidak hanya memandang naik-turunnya pergerakan kurs rupiah dalam jangka pendek.
“Biasanya para produsen melakukan evaluasi dalam kurun waktu 3-4 bulan sebelum menentukan kebijakan berikutnya,” ujar Sigit, Rabu (11/10).
Lantas, untuk saat ini AISI mengklaim harga jual motor di dalam negeri tidak mengalami kenaikan terlepas dari kondisi kurs. AISI juga tetap meyakini penjualan motor nasional bisa mencapai 6 juta unit pada akhir tahun nanti.
Namun, AISI juga tetap menaruh sikap waspada. Apabila pelemahan rupiah terus terjadi, dikhawatirkan harga barang-barang kebutuhan pokok ikut naik sehingga berdampak pada kemampuan daya beli masyarakat Indonesia.
“Kalau hal ini tidak bisa dikendalikan, pasti konsumen akan pilih memenuhi kebutuhan pokoknya terlebih dahulu,” tandas Sigit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News