kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.890.000   -7.000   -0,37%
  • USD/IDR 16.280   10,00   0,06%
  • IDX 7.944   80,88   1,03%
  • KOMPAS100 1.121   13,02   1,18%
  • LQ45 827   11,72   1,44%
  • ISSI 268   1,95   0,73%
  • IDX30 428   6,26   1,48%
  • IDXHIDIV20 493   6,23   1,28%
  • IDX80 124   1,67   1,36%
  • IDXV30 131   1,54   1,20%
  • IDXQ30 138   1,86   1,36%

Harga Baja dan Aluminium Tertekan Tarif 50% AS dan Surplus Produksi China


Rabu, 20 Agustus 2025 / 18:29 WIB
Harga Baja dan Aluminium Tertekan Tarif 50% AS dan Surplus Produksi China
ILUSTRASI. Harga baja dan aluminium diproyeksikan melemah hingga akhir tahun akibat perluasan tarif 50% oleh AS serta surplus produksi dari China


Reporter: Adzira Febriyanti | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga baja dan aluminium diproyeksikan melemah hingga akhir tahun akibat perluasan tarif 50% oleh AS serta surplus produksi dari China.

Departemen Perdagangan Amerika Serikat resmi memperluas tarif 50% terhadap baja dan aluminium, mencakup 407 kategori produk baru, termasuk suku cadang mobil, bahan kimia, plastik, hingga komponen furnitur.

Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong menyebutkan bahwa, harga baja dan aluminium justru cenderung tertekan, berbeda dengan lonjakan harga yang sempat terjadi pada komoditas lain seperti tembaga dan emas ketika kebijakan tarif diumumkan.

Baca Juga: AS Naikkan Tarif Baja dan Aluminium untuk Gerbong dan Suku Cadang Kendaraan Listrik

“Tarif aluminium dan baja telah berlaku sebelumnya dan kini hanya diperluas, sehingga dampaknya justru langsung menurunkan harga,” kata Lukman Leong kepada KONTAN, pada Rabu, (20/8/2025).

Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong juga menambahkan bahwa, sentimen utama yang membebani harga berasal dari surplus produksi di China. Pemerintah China memang berusaha mengatasi over capacity, namun produksi baja masih mencapai lebih dari 1 miliar ton per tahun.

Data terbaru juga menunjukkan produksi aluminium hampir menyentuh kuota pemerintah sebesar 45 juta ton.

Baca Juga: Industri Baja Tertahan Sepi Permintaan

“Krisis sektor properti China dan tekanan pada industri otomotif akibat tarif tambahan juga memperburuk permintaan. Akibatnya, aluminium masih surplus 500.000 ton dari total 100 juta ton, sementara surplus baja jauh lebih parah, mencapai 500 juta ton dari total permintaan global yang hanya 1,75 miliar ton,” jelasnya.

Lukman memperkirakan harga aluminium akan berada di kisaran US$2.300 per ton, sementara harga baja diproyeksikan sekitar US$2.800 per ton hingga akhir tahun. Ia menambahkan, arah harga selanjutnya sangat bergantung pada perkembangan pembicaraan tarif antara AS dan China.

Selanjutnya: Rupiah Diproyeksi Lanjut Melemah pada Perdagangan Besok (21/8)

Menarik Dibaca: Ramalan Zodiak Besok Kamis 21 Agustus 2025: Keuangan & Karier Leo Menjanjikan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×