Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan kapasitas pembangkit listrik nasional pada tahun 2060 akan mencapai 443 gigawatt (GW), dengan 79% di antaranya berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT).
“Kapasitas pembangkit listrik diproyeksikan pada tahun 2060 mencapai 443 GW di mana 79% berasal dari EBT. Dari jumlah tersebut, sekitar 42% berasal dari Variable Renewable Energy (VRE) seperti tenaga surya dan angin yang didukung oleh teknologi penyimpanan energi,” kata Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung dalam Rapat Kerja bersama Komisi XII DPR, Kamis (23/1).
Yuliot menuturkan, untuk mewujudkan target ini, pemerintah telah menyiapkan sejumlah kebijakan strategis dalam pengembangan pembangkit listrik berbasis EBT. Wakil Menteri ESDM merinci kebijakan tersebut sebagai berikut di antaranya, pertama, pengembangan pembangkit arus laut yang akan dimulai pada tahun 2028-2029 untuk memanfaatkan potensi energi kelautan yang besar di Indonesia.
Baca Juga: Tambah Kapasitas Listrik 71 GW, Finalisasi RUPTL 2024-2034 Ditargetkan Januari 2025
Kedua, percepatan pengembangan pembangkit nuklir yang akan dipercepat dalam rentang waktu 2029-2032 untuk menyediakan sumber energi bersih yang andal.
Ketiga, pengembangan PLTS floating dan PLTS rooftop yang dilakukan secara masif dengan memanfaatkan area waduk untuk PLTS terapung (floating) dan mendorong instalasi PLTS atap (rooftop) di sektor rumah tangga maupun komersial.
Keempat, pengembangan PLTP yang akan melibatkan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) baik onshore maupun offshore secara signifikan. Dan yang terakhir, pengoperasian PLTU eksisting dengan cofiring.
PLTU batubara yang sudah ada akan terus dioperasikan sampai Power Purchase Agreement (PPA) berakhir, kemudian diadaptasi dengan teknologi cofiring menggunakan biomassa serta dilengkapi Carbon Capture and Storage (CCS).
Baca Juga: Finalisasi RUPTL 2024-2034 Ditargetkan Januari 2025, Tambah Kapasitas Listrik 71 GW
Adapun target jangka pendek hingga 2034, berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) dan Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN) hingga 2034, pemerintah menargetkan tambahan kapasitas pembangkit sebesar 120 GW.
Secara rinci, dari jumlah tersebut, 71 GW akan disediakan oleh PLN, 28 GW oleh pemegang wilayah usaha (wilus) lainnya, dan 21 GW sisanya bersifat fleksibel, dapat disediakan oleh PLN, pemegang wilus, maupun pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Swasta (IUPTLS).
Lebih lanjut, seiring dengan pengembangan kapasitas pembangkit, kebijakan pengembangan transmisi juga diprioritaskan untuk meningkatkan keandalan sistem kelistrikan.
Menurut Yuliot, Pemerintah berfokus pada beberapa inisiatif di antaranya, pengembangan teknologi smart grid untuk meningkatkan efisiensi operasional, integrasi sistem interkoneksi guna memastikan fleksibilitas jaringan dalam mendukung pertumbuhan pemanfaatan EBT, dan peningkatan akses listrik ke daerah terpencil, termasuk desa-desa yang belum memiliki akses listrik.
Selanjutnya: Soal Pagar Laut, Menteri KP Akui Telah Menyegel 196 Kasus Serupa di Tanah Air
Menarik Dibaca: Promo Hypermart Dua Mingguan sampai 29 Januari 2025, Taro Snack Tempe Beli 2 Gratis 1
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News