kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Akhirnya, pabrik wire rod Lionmesh mulai dibangun


Kamis, 23 Juni 2016 / 11:49 WIB
Akhirnya, pabrik wire rod Lionmesh mulai dibangun


Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Setelah sempat tertunda beberapa kali sejak akhir tahun lalu, akhirnya pabrik wire rod anyar di Sidoarjo milik PT Lionmesh Prima Tbk (LMSH) mulai dilakukan konstruksi pembangunan pada bulan lalu.

Pabrik yang berlokasi di Desa Popoh, Kecamatan Wonoayu dipersiapkan sebagai pabrik pengganti dari pabrik yang sudah tutup awal tahun 2014 lantaran terendam semburan lumpur Lapindo.

Direktur Utama Lionmesh Lawer Supendi mengatakan pembangunan pabrik tersebut diharapkan bisa selesai di awal tahun depan dan mulai beroperasi pada semester I tahun 2017.

"Fondasi dan pemasangan pagar sudah selesai, nanti baru setelah Lebaran mulai dibangun kerangka-kerangkanya," kata Lawer, Rabu (22/06).

Untuk tahap awal, kapasitas produksinya sekitar 15.000 ton per tahun. Namun kata Lawer pabrik tersebut masih bisa ditingkatkan produksinya mencapai kapasitas terpasang sekitar 30.000-35.000 ton per tahun.

Total investasi pabrik baru ini dianggarkan sebesar Rp 82,6 miliar. Dana tersebut didapat dari kas internal. Tahun lalu sudah terpakai Rp 11-12 miliar. "Sampai saat ini sudah terpakai lebih dari Rp 20 miliar," terang Lawer.

Sisa anggaran yang sudah disiapkan akan dikeluarkan secara bertahap sesuai kebutuhan. Ditambah, jika nanti dananya sudah terpakai semua, tidak menutup kemungkinan perseroan akan menambah modal kerja sebesar Rp 20 miliar dari pinjaman.

Saat ini kebutuhan produksi wire rod dari Lionmesh disokong dari pabrik pertamanya di Bekasi dengan kapasitas 35.000 ton. Meski sudah mulai bergegas melakukan ekspansi, emiten berkode saham LMSH ini tak berani memasang target tinggi di tahun ini.

"Kami berharapnya tahun ini bisa tumbuh 3% dibanding tahun lalu," ujar Lawer.

Hal tersebut disebabkan oleh harga baja di dunia yang belum stabil dan cukup fluktuatif sejak tahun lalu. Kondisi tersebut dipicu oleh melimpahnya produksi baja di China sehingga harga wire rod cukup tertekan.

Sepanjang tahun lalu perseroan tidak bisa capai target yang sudah ditetapkan sebesar Rp 212 miliar. Sebaliknya LMSH hanya mampu mencatatkan penjualan Rp 174 miliar atau turun 29,9% dari tahun 2014 Rp 249 miliar. Laba bersih pun ikut tergerus 74,43% menjadi Rp 1,94 miliar dibanding tahun 2014 sebesar Rp 7,6 miliar.

Sementara pada kuartal pertama LMSH masih mengalami rugi akibat penurunan penjualan sebesar 11,9% yaitu Rp 37,1 miliar dibanding periode sama tahun lalu Rp 41,5 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×