Reporter: Amalia Fitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) masih belum bisa membuka finalisasi target dan nilai capital expenditure (capex) tahun ini. Ketidakpastian pasar pariwisata akibat pandemi corona (COVID 19) jadi biangnya.
Perusahaan yang bergerak di sektor pariwisata, dinilai mendapat sentimen negatif terparah berdasarkan analisa Dcode Economic and Financial Consulting (Dcode EFC), sebuah lembaga finansial dan keuangan asal Kairo, Mesir.
Baca Juga: Di hadang virus corona, Panorama JTB Tours tetap pasang target pertumbuhan 20%
Dalam laporan laporan yang keluar pada Maret lalu, Dcode EFC menyebut sektor yang mendapat sentimen negatif pada masa pandemik antara lain adalah pariwisata, penerbangan dan maritim, otomotif, konstruksi dan real estate serta manufaktur.
"Pandemi COVID-19 membuat kawasan dunia atau setiap negara saling interlocking. Strategi kami saat ini adalah menekan biaya-biaya, merestrukturisasi utang, serta me-manage cashflow," jelas Vice President Brand and Communication PT Panorama Sentrawisata Tbk ( PANR), AB Sadewa kepada Kontan, Senin (6/4).
Perusahaan yang memiliki produk wisata inbound dan outbound ini menambahkan, nilai capex yang belum difinalisasi merupakan buntut dari kondisi yang tidak stabil sehingga pihaknya belum bisa memastikan anggaran diperuntukkan ke lini apa saja.
Baca Juga: Harapkan kinerja lebih baik di 2020, ini strategi Panorama Sentrawisata (PANR)
Dengan demikian, PANR masih terus mengkaji target serta strategi bisnis ke depannya. Ditambah lagi, pada kuartal III 2019, PANR masih membukukan rugi bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp 1,29 miliar.
"Tentunya akan ada revisi target dan kami masih dalam pembahasan internal. Namun yang terpenting saat ini menurut kami adalah bagaimana penyebaran COVID-19 bisa direm sehingga tidak menekan ekonomi Indonesia lebih dalam," pungkas Sadewa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News