kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akibat perang dagang, ESTI perkuat bisnis kain


Jumat, 28 Juni 2019 / 19:34 WIB
Akibat perang dagang, ESTI perkuat bisnis kain


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Melihat kondisi permintaan garmen nasional yang bertumbuh, PT Ever Shine Textile Industry Tbk (ESTI) mulai fokus dalam bisnis kain. Emiten tekstil ini pun membidik kenaikan laba di tahun 2019.

Erlien L. Surianto, Direktur Independen ESTI menjelaskan kondisi perang dagang menyulitkan perusahaan. Apalagi membuat kondisi harga komoditas benang menjadi mahal. Akibat produk Cina yang membanjiri pasar global. Selain itu, ekspor pun jadi sulit karena Cina banyak menyasar ke negara non Amerika Serikat.

"Oleh karena itu kami fokus untuk menjual banyak ke produk kain yang bermarjin tinggi," kata Erlien saat paparan publik, Jumat (28/6).

Menurutnya kain memiliki banyak spesifikasi. Sehingga perusahaan bisa mengatur harga jual sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan garmen yang mengolahnya. "Marjin pun bervariasi tergantung dari kemauan konsumen," tambahnya.

Tahun-tahun sebelumnya komposisi penjualan ESTI sebesar 50% dari kain dan 50% sisanya benang. Sedangkan saat ini komposisi penjualan 60% dari kain dan 40% dari benang.

Saat ini permintaan kain domestik meningkat. Hal tersebut hasil dari banyaknya UMKM maupun pabrik garmen yang berkembang di pasaran. Termasuk dari naiknya kondisi bisnis startup berkelas unicorn. "Kami dapat order kain jaket dari Gojek dan Grab. Sehari bisa 8 ribu yard permintaannya untuk jaket armada keduanya," katanya.

Sedangkan untuk pasar ekspor perusahaan masih mencari pembeli baru. Meski saat ini kondisinya masih tertekan karena produk Cina yang lebih murah membanjiri pasaran global.

Dengan upaya tersebut membuat ESTI menargetkan kenaikan kinerja. Untuk penjualan bersih naik menjadi US$ 40 juta. Atau naik dari periode tahun 2018 sebanyak US$ 35,98 juta. Sedangkan untuk laba menjadi US$ 2 juta. Atau naik dari periode tahun 2018 sebesar US$ 1,4 juta.

Sedangkan untuk aksi korporasi baru belum ada. Erlien menjelaskan tahun ini perusahaan hanya menggangarkan belanja modal sebanyak US$ 1 juta. Sumber dana dari internal dan pinjaman bank. "Hanya untuk pemelirahaan mesin-mesin saja," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×