Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dampak pandemi virus corona diproyeksikan bakal mengoreksi target perolehan PT Wijaya Karya Beton Tbk.
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Beton Yuherni Sisdwi menyebutkan sejak merebaknya pandemi di akhir Februari 2020 perolehan kontrak baru di Bulan Maret turun signifikan baik proyek pemerintah maupun swasta. "Dampak pandemi membuat pelanggan melakukan langkah-langkah antisipasi yang mendesak untuk dilakukan," ujarnya kepada kontan.co.id , Kamis (16/4).
Baca Juga: Ada 12 emiten segera membagikan dividen hingga bulan depan
Sayang, pihaknya belum bisa membeberkan perolehan kontrak baru sepanjang Q1/2020 lantaran masih dalam perhitungan. Terlebih, prioritas menajemen terhadap keselamatan dan kesehatan kerja bagi seluruh human capital perusahaan. Oleh sebab itu, dampak pandemi ini tentu akan mengoreksi target perolehan perusahaan. Namun, untuk besar kecilnya ia menyebutkan tergantung dari berakhirnya pandemi ini.
Sekedar mengingatkan, sepanjang tahun 2020 emiten bersandi saham WTON ini membidik kontrak baru sebesar Rp 11,47 triliun. Kemudian dari pendapatan sebesar Rp 9,49 triliun dengan laba bersih Rp 561,2 miliar.
Sementara itu, posisi carry over triwulan pertama ini sebesar Rp 5,6 triliun dinilai dapat mendukung nilai penjualan tahun berjalan. Dalam hal proyeksi arus kas, kebijakan perusahaan untuk terus mempertahankan cashflow positif akan diupayakan semaksimal mungkin.
"Minimal mencapai target arus kas yang berimbang mengingat kinerja bidang keuangan sampai dengan sekarang masih berjalan dengan efektif yang dapat terlihat dari collection period yang semakin membaik dan sebagian piutang dijamin pola pembayaran yang relatif aman," bebernya.
Baca Juga: Penjualan Wijaya Karya Beton (WTON) berpotensi terkoreksi terdampak wabah corona
Di tengah pandemi ini, WTON juga masih mengupayakan penambahan kapasitas pabriknya. Yuherni bilang, hal itu dipicu dari adanya permintaan produk beton dan produk turunannya di lokasi proyek yang relatif jauh dari fasilitas produksi perusahaan seperti di Bangkinang Riau.
Hanya saja, dengan kondisi seperti ini pihaknya belum bisa memproyeksikan peningkatan kapasitasnya. Pada awal tahun, WTON membidik peningkatan kapasitas menjadi 4,4 juta ton per tahun.
Dari sisi operasional pabriknya, Yuherni menyebutkan sebagian besar pabrik Wika Beton masih tetap bekerja, termasuk pabrik yang berada di wilayah pemberlakuan PSBB. Oleh sebab itu, penurunan intensitas produksi tidak dapat dihindari. "Karena protokol keselamatan dan kesehatan dalam bekerja diterapkan dengan sangat ketat turut mempengaruhi utilisasi pabrik," lanjutnya.
Dengan kondisi ini, WTON juga terus berupaya dengan efisiensi yang semakin ketat di semua lini perusahaan. Menurutnya, mengingat penurunan perolehan harus diimbangi juga dengan penurunan biaya agar diperoleh hasil usaha yang maksimal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News