kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aksi Frisian Flag Indonesia dalam memasarkan produk susu


Sabtu, 04 Mei 2019 / 13:45 WIB
Aksi Frisian Flag Indonesia dalam memasarkan produk susu


Reporter: Markus Sumartomdjon | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Konsumsi susu yang masih rendah di Indonesia membuat PT Frisian Flag Indonesia terus berupaya mengoptimalkan pasar susu di dalam negeri. Setelah merilis produk susu bubuk pertumbuhan Susu Bendera belum lama berselang, perusahaan asal Belanda tersebut kembali menggelar program edukasi yang bertujuan untuk lebih mengenal kandungan gizi yang ada di produk susu mulai 2 Mei 2019.

Kali ini, Frisian Flag menggandeng beberapa institusi pendidikan dari perguruan tinggi seperti Universitas Brawijaya dan Universitas Padjajaran serta pelbagai sekolah dasar. Nanti, Frisian Flag bakal memberi informasi berbasis ilmiah kepada mahasiwa, sambil memberi susu serta membangun fasilitas olahraga bagi anak-anak sekolah dasar. Langkah ini sekaligus untuk membantu pemerintah dalam memerangi stunting yang masih ada. “Kami berkomitmen memberi bantuan gizi dan memerangi stunting,” kata Andrew F Saputro, Direktur Hubungan Korporasi Frisian Flag Indonesia dalam keterangan tertulis, Jumat (3/5).

Ia mengakui hingga kini masih saja ada kendala dalam memasarkan produk susu di dalam negeri. Salah satunya adalah soal pola makan orang Indonesia yang masih belum memberikan tempat bagi produk susu dalam makanan sehari-hari. Artinya, pola makan orang Indonesia belum memenuhi gizi seimbang.

Hasil studi SEANUTS (South East Asian Nutrition Survey) yang diinisiasi FrieslandCampina pada 2012 terhadap lebih dari 16.000 anak usia 6 bulan – 12 tahun, menunjukkan bahwa anak-anak Indonesia mengalami berbagai permasalahan terkait dengan kesehatan dan gizi. seperti kurang aktif, malnutrisi, kekurangan vitamin D serta gangguan pertumbuhan fisik atau stunting. Salah satu sebab adalah kurangnya konsumsi susu.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2017, konsumsi susu masyarakat Indonesia hanya 16,5 liter per kapita per tahun dari target 20 liter per kapita per tahun. Konsumsi ini merupakan yang terendah di Asia Tenggara. Bandingkan dengan Brunei Darussalam yang mencapai 129,1 liter, Malaysia  50,9 liter, Singapura sebanyak 46,1 liter, malah Vietnam sudah mencapai 20,1 liter susu per kapita per tahun.

Seharusnya data tersebut menjadi pemicu untuk terus berupaya memperbanyak asupan konsumsi susu di pasar domestik. “Ini bisa menciptakan efek domino. Produksi susu nasional yang baru bisa mencukupi 20% kebutuhan pasar bisa ditingkatkan lagi,” kata Dekan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Husmy Yurmiati

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×