kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aktivitas merger dan akuisisi masih ramai di tengah pandemi corona (Covid-19)


Jumat, 04 September 2020 / 20:32 WIB
Aktivitas merger dan akuisisi masih ramai di tengah pandemi corona (Covid-19)
ILUSTRASI. ilustrasi?merger dan akuisisi, mergers and acquisitions


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

“Setelah rencana transaksi diselesaikan, perseroan memiliki seluruh saham yang telah diterbitkan oleh Pinehill Company Limited,” ujar manajemen dalam laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 28 Agustus 2020 lalu.

Menyusul, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan anak usahanya, PT Ciomas Adisatwa juga dikabarkan akan mengakuisisi PT So Good Food dan PT So Good Food Manufacturing dengan nilai Rp 1,21 triliun baru-baru ini. Transaksi merupakan transaksi afiliasi karena pihak penjual merupakan dua perusahaan yang juga anak usaha Japfa Ltd.

Baca Juga: Imbal Hasil Fantastis, Saham Bank Kecil Menarik Dibeli

Wakil Ketua Umum Bidang Kebijakan Publik Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), Rachmat Hidayat berpendapat, aksi akuisisi oleh pelaku industri mamin bisa jadi didorong oleh kondisi keuangan sebagian pelaku industri mamin yang masih kuat di tengah kondisi pandemi, mengingat bahwa industri ini masih mampu berdiri kokoh di tengah pandemi.

“Ini mungkin bagi mereka saat mempersiapkan diri, jadi ya memasang kuda-kudalah buat nanti ekonomi ini akan recover kembali,” kata Rachmat kepada Kontan.co.id, Jumat (4/9).

Meski begitu, aksi M&A sepertinya tidak terjadi di semua sektor industri.  Ketua Asosiasi Kaca Lembaran dan Pengaman (AKLP), Yustinus Gunawan mengatakan, dirinya belum menerima kabar akan adanya aksi M&A di kalangan pelaku industri kaca lembaran dan pengaman.

“So far belum ada merger atau akuisisi pada sektor industri kaca lembaran dan pengaman,” ujar Yustinus saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (4/9).

Ke depan, aksi M&A diprediksi masih akan terjadi di sisa empat bulan terakhir sampai tutup tahun nanti. Sanny Iskandar bilang, sejauh ini belum ada titik terang seputar penyelesaian penanganan wabah corona, sehingga aksi M&A berpeluang masih terus akan berlanjut di sisa beberapa bulan terakhir.

Baca Juga: Undang-Undang BI bakal direvisi, apa kata bankir dan pengamat?

“Di awal-awal mungkin pelaku usaha masih banyak pertimbangan, tapi mungkin justru bulan-bulan ini akan menjadi pertaruhan masing-masing perusahaan untuk betul-betul mengambil keputusan, apakah memang mau melanjutkan sendiri, atau bergabung, atau memang mengambil alih kalau memang memiliki kemampuan lebih,” jelas Sanny.

Pandangan serupa juga diungkapkan oleh Guntur. “Tentunya (notifikasi) mungkin saja bertambah,” tutup Guntur.

Selanjutnya: Ramai aksi akuisisi di tengah pandemi corona, Indef: Wajar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×