Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) tak mau ketinggalan kereta. Pembukaan gerai oleh pengelola minimarket Alfamart ini, khususnya yang di luar negeri, hanya tinggal sedikit lagi dapat memenuhi target.
"Di Filipina, sudah ada 21 gerai yang kami buka," tandas Corporate Affairs Director Alfamart Solihin kepada KONTAN. Khusus untuk tahun ini, manajemen memiliki target dapat membuka 25 gerai di negara tersebut.
Mengingatkan saja, ekspansi AMRT ini dijalankan melalui skema joint venture (JV). Awalnya dibentuk dengan penyetoran dana senilai US$ 2,07 juta untuk pendirian Alfamart Retail Asia Pte., Ltd. (ARA) di Singapura. Transaksi ini dilakukan pada tanggal 11 Februari lalu.
Transaksi lanjutan dilakukan pada tanggal 12 Februari 2014. Saat itu, AMRT melalui ARA menyetor sejumlah dana senilai US$ 1,94 juta untuk setoran modal awal Alfamart Trading Philippines Inc. (ATP).
Setoran tersebut setara dengan 35% kendali atas ATP. Jadi, AMRT bakal menjadi pemegang saham minoritas. Sehingga, hasil kinerja JV tersebut tidak akan terkonsolidasi ke laporan keuangan perusahaan, melainkan masuk dalam pos laba atas aktivitas operasi entitas asosiasi.
AMRT memang ingin mencicipi bisnis gerai convenience store di Filipina, tapi tetap perusahaan lokal Filipina -lah yang paling mengerti kondisi pasar di sana seperti apa. Karena alasan inilah AMRT masuk Filipina dengan komposisi saham minoritas.
Pijakan awal untuk menjajaki pasar Filipina sebelumnya juga telah dilakukan manajemen dengan pembangunan gudang atau distribution channel (DC) di negara tersebut. Perlu dicatat, bisnis AMRT tidak akan moncer jika hanya sekadar membangun DC.
Skala ekonomis Alfamart baru bisa tercapai jika perusahaan tidak hanya menjalankan logistik melalui DC tapi juga membuka sejumlah gerai semacam Alfamart. Manajemen mengatakan, DC di Filipina itu dapat memenuhi kebutuhan suplai barang untuk 300 gerai. Skala ekonomis untuk mencapai 300 gerai ini membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua tahun.
Manajemen juga optimistis bisnisnya di Filipina bakal menarik para investor lokal yang ingin ikut serta menjalankan waralaba minimarket tersebut. Hal ini tak terlepas dari balik modal atau break even point (BEP) investasi gerai yang terbilang cepat.
"BEP kami tidak ada yang buruk, rata-rata tiga hingga empat tahun sudah bisa BEP," pungkas Solihin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News