Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) mulai menyambungkan listrik ke beberapa desa di Provinsi Riau dan dusun di Nusa Tenggara Barat (NTB) ketika momen Lebaran lalu.
Untuk Provinsi Riau, ada 7 desa yang mulai dialiri listrik oleh PLN. Ketujuh desa tersebut yaitu Desa Batu Sasak di Kabupaten Kampar, Desa Teluk Merbau, Desa Terusan Kempas, Desa Hibrida Jaya, Desa Hibrida Mulia dan Desa Tanjung Simpang di Kabupaten Indragiri Hilir, serta Desa Pulau Topang di Kabupaten Kepulauan Meranti.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah Riau dan Kepulauan Riau Daru Tri Tjahjono mengatakan, penyambungan listrik tersebut menjadi kado Idul fitri dari PLN untuk masyarakat Riau.
Baca Juga: Telat laporkan meteran listrik PLN melalui WA, ini hitungan tagihan bulan Juni
Untuk melistriki 7 desa ini, PLN membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) lebih dari 53,35 kilometer sirkit (kms), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) lebih dari 52,02 kms, dan 24 Unit Gardu Distribusi (Trafo) dengan jumlah daya 1.525 kiloVolt Ampere (kVA).
Daru menjelaskan, pembangunan infrastruktur kelistrikan ke daerah-daerah terpencil memiliki tantangan tersendiri, khususnya terkait akses jalan untuk mencapai ke lokasi. Pasalnya, PLN harus menyeberangi lautan, menelusuri sungai-sungai, hingga melewati jalan tidak setapak.
“Tidak jarang, tiang, kabel, dan material listrik lainnya digotong, diangkat, dan dibawa sendiri oleh petugas PLN tanpa menggunakan mesin ketika melewati medan yang sulit,” ungkap Daru dikutip dari siaran pers di situs PLN yang dikutip Kontan.co.id, Rabu (27/5).
Dalam konferensi video penyalaan perdana desa berlistrik yang dilaksanakan pada Sabtu (23/5) lalu, Gubernur Riau Syamsuar menyampaikan apresiasi atas kerja keras PLN dalam menerangi Provinsi Riau.
“Kami atas nama Pemerintah Provinsi Riau mengucapkan banyak terima kasih kepada PLN membuat negeri ini menjadi terang benderang walaupun di tengah pandemi virus Corona,” kata Syamsuar.
Dalam video konferensi tersebut, Sekretaris Desa Batu Sasak Mardi mengaku, saat ini desanya sudah dialiri listrik selama 24 jam. Alhasil, anak-anak di sana dapat belajar dengan lancar dan warga bisa memanfaatkan kulkas untuk membuat batu es yang kemudian dijual.
Baca Juga: Begini tiga tahapan new normal hadapi corona yang dipersiapkan manajemen PT PLN
Kepala Desa Tanjung Simpang Edi Indra juga menyebut, warga di desanya mengaku lebih hemat memakai listrik dari PLN ketimbang sebelumnya menggunakan genset.
“Sebelum memakai PLN, kami menghabiskan uang Rp 300.000 sampai 400.000 per bulan hanya untuk beberapa jam saja. Namun, saat ini kami hanya membayar Rp 120.000 sudah dapat menikmati listrik selama 24 jam” ungkap dia.
Di samping itu, PLN juga mengalirkan listrik ke Dusun Punik, Desa Batu Dulang, Kecamatan Batu Lanteh, Kabupaten Sumbawa. Alhasil, 67 kepala keluarga di dusun tersebut merayakan lebaran dengan suasana berbeda mengingat listrik sudah tersambung di sana.
“Lebaran tahun ini akan menjadikan kenangan yang akan diingat oleh masyarakat dan akan menjadi sejarah bagi Dusun Punik karena akhirnya merdeka dari kegelapan,” ujar Kepala Dusun Punik Isnaini.
Untuk melistriki Dusun Punik, PLN membangun JTM sepanjang 9,2 kms, JTR sepanjang 1,097 kms, dan satu buah gardu kapasitas 160 kVA.
Pembangunan infrastruktur listrik di sana sudah dimulai sejak bulan Mei 2019. Akses jalan yang rusak, ditambah medan jalan berupa tanjakan dan turunan yang curam menjadikan tantangan tersendiri bagi PLN dalam upaya melistriki Dusun Punik.
“Medan menuju Dusun Punik itu sangat sulit. Ada tanjakan yang sangat curam dengan kemiringan mencapai 40 derajat dan melewati hutan. Kalau angkut tiang pakai truk harus sangat berhati-hati,” tutur General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTB Rudi Purnomoloka.
Baca Juga: Harga energi murah, Komisi VII DPR: PLN dan Pertamina harus diberi konpensasi
Rudi pun berharap dengan masuknya listrik ke Dusun Punik tidak hanya memberikan penerangan, tetapi juga dapat menggerakkan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sekadar info, mayoritas warga Dusun Punik memiliki mata pencaharian di bidang perkebunan, khususnya kopi dan kemiri.
“Mudah-mudahan dengan adanya listrik, usaha pengolahan kemiri masyarakat Dusun Punik dapat berkembang, atau mungkin muncul usaha-usaha baru,” tutup Rudi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News