Sumber: Businessweek | Editor: Sanny Cicilia
SINGAPURA. Larangan ekspor bahan mineral mentah dari Indonesia, termasuk bauksit, diyakini membuat resah para importir di China. Selama ini, Indonesia menjadi pemasok bauksit terbesar untuk Negeri Tirai Bambu itu.
Alumina Ltd melihat, akan ada kekurangan pasokan bauksit di China seiring dengan berkurangnya pasokan. Sekadar informasi, bauksit digunakan untuk membuat alumina yang diproses menjadi aluminium.
"Ada potensi gap bauksit sebesar 10 juta sampai 15 juta metrik ton di China seiring dengan penurunan cadangan dan kenaikan harga," kata Andrew Wood, Executive of Strategy and development Alumina di Singapura, dikutip Businessweek.
Indonesia menutup ekspor mineral mentah sejak Januari lalu. R Sukhyar, Dirjen Mineral dan Batubara (Minerba) Kementrian ESDM hari ini hari ini menegaskan, tetap akan menjaga larangan tersebut.
Sebelum pelarangan tersebut, produksi Indonesia memiliki pangsa pasar 18% dan menjadi pemasok terbesar untuk China. Sementara Alumina Ltd dan mitranya Alcoa Inc menjadi produsen bauksit dan alumina terbesar dunia.
Sudirman Said, Menteri ESDM yang baru dilantik juga sepertinya akan menjaga kebijakan ini. Pekan ini dia mengatakan, akan melakukan apapun untuk meningkatkan nilai dari mineral untuk kepentingan Indonesia.
Menurut Citigroup, pasokan bauksit tahun ini akan defisit 6,3 juta ton, berbanding surplus 49,3 juta ton di tahun 2013. Gap sebesar 15 juta ton ekuivalen dengan 5,1% dari total produksi tahun depan.
Sementara produsen mineral di Indonesia tengah berjuang di dalam negeri, saham Alumina Ltd di bursa Sidney melesat 48% sepanjang tahun ini, diuntungkan dari kondisi ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
