kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   -23.000   -1,19%
  • USD/IDR 16.600   -70,00   -0,42%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Amman Mineral (AMMN) Minta Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat


Senin, 12 Mei 2025 / 19:00 WIB
Amman Mineral (AMMN) Minta Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat
ILUSTRASI. Smelter tembaga PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) di Sumbawa Barat, NTB. Amman Mineral Internasional mengajukan permohonan resmi kepada pemerintah untuk memperpanjang izin ekspor konsentrat dan katoda tembaga.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) mengajukan permohonan resmi kepada pemerintah untuk memperpanjang izin ekspor konsentrat dan katoda tembaga.

Permintaan ini diajukan karena proses commissioning fasilitas pemurnian (smelter) perusahaan belum mencapai tahap operasi penuh. Masa berlaku izin ekspor sebelumnya telah berakhir pada 31 Desember 2024.

Presiden Direktur AMMN, Alexander Ramlie menjelaskan, smelter yang tengah dikembangkan masih membutuhkan waktu untuk proses kalibrasi dan stabilisasi agar dapat beroperasi secara optimal dan berkelanjutan. Karena kapasitas smelter belum memadai untuk menyerap seluruh hasil produksi, AMMN mengusulkan pendekatan hybrid yang memungkinkan ekspor berjalan beriringan dengan peningkatan kapasitas produksi smelter.

“Kami telah mengajukan permohonan resmi kepada pemerintah Indonesia agar mengizinkan ekspor katoda tembaga dan konsentrat selama masa ramp-up smelter, demi menjaga kelangsungan usaha,” kata Alexander dalam pernyataan tertulis, dikutip Senin (12/5).

Baca Juga: Sempat Ditolak Pemerintah, AMMN Kembali Ajukan Ekspor Konsentrat dan Katoda Tembaga

Alexander menambahkan, perpanjangan izin ini akan memberikan ruang fleksibilitas bagi perusahaan, serta memastikan arus kas tetap terjaga di tengah fase awal operasional smelter.

Sebelumnya Kontan memberitakan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) telah menerima surat permohonan izin ekspor konsentrat tembaga.

Namun, Amman tidak mendapatkan izin ekspor konsentrat tembaga lantaran tidak ada keadaan kahar seperti yang terjadi pada PT Freeport Indonesia (PTFI).

"Tidak ada relaksasi ekspor. Yang ada adalah keadaan kahar yang memungkinkan ekspor. Mungkin iya (menerima surat permohonan izin ekspor). Belum, tidak bisa. Kahar kan kebakaran dan asuransi," kata Tri di Kantor Kementerian ESDM, Senin (24/4).

Tri menegaskan, meski smelter belum mencapai kapasitas penuh, namun jika tidak dalam keadaan kahar, tidak akan ada izin ekspor konsentrat tembaga.

"Kan itu bukan kahar. Memang ramp up itu biasa lah," tambahnya.

Sebagai tambahan informasi, pada kuartal I-2025, produksi konsentrat AMMN tercatat sebesar 79.741 ton kering—terjun 55% dibandingkan dengan capaian periode yang sama tahun lalu sebesar 179.073 ton.

Penurunan juga terjadi pada produksi tembaga yang merosot 62% menjadi 37 juta ton, dari sebelumnya 98 juta ton pada kuartal I/2024. Produksi emas pun ikut turun drastis menjadi 32.340 ons, jauh lebih rendah dari 166.536 ons setahun sebelumnya.

Direktur Keuangan AMMN, Arief Sidarto menjelaskan, kuartal pertama 2025 merupakan awal masa transisi produksi perusahaan. Dengan kegiatan penambangan yang difokuskan pada zona luar Fase 8, perusahaan telah memperkirakan adanya penurunan volume karena dominasi bijih kadar rendah dan pemrosesan material stockpile.

Arief menyebutkan, tidak ada penjualan tercatat selama periode ini lantaran produksi katoda tembaga pertama dari fasilitas smelter baru baru saja dimulai pada akhir Maret. Hal ini turut memberi tekanan pada kinerja keuangan perusahaan, dengan EBITDA negatif sebesar US$42 juta dan rugi bersih mencapai US$138 juta pada kuartal I-2025.

Kendati demikian, Arief menegaskan bahwa perusahaan telah mengantisipasi kondisi ini dengan strategi efisiensi dan penghematan biaya.

“Kami tetap optimistis terhadap prospek keuangan ke depan. Smelter kami kini sudah mulai beroperasi dan kapasitasnya akan terus meningkat secara bertahap,” ujarnya.

Baca Juga: AMMN Rugi US$ 138 Juta di Kuartal I-2025, Smelter Baru Jadi Harapan Pemulihan

Selanjutnya: Rupiah Spot Melemah ke Rp 16.604 Senin (12/5), Bagaimana Nasib Besok?

Menarik Dibaca: 6 Ciri-Ciri Moisturizer Tidak Cocok, Jangan Dipakai Lagi Ya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×