kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Amman Mineral Nusa Tenggara terus kejar pembangunan smelter di Sumbawa Barat


Kamis, 09 Desember 2021 / 18:53 WIB
Amman Mineral Nusa Tenggara terus kejar pembangunan smelter di Sumbawa Barat


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama pandemi Covid-19, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) menghadapi banyak tantangan dalam membangun smelter. Manajemen perusahaan mengatakan, untuk mempercepat pembangunan smelter dibutuhkan perizinan yang lancar dan insentif, salah satunya tax holiday

Sebagai informasi, untuk mendukung agenda hilirisasi Amman Mineral Nusa Tenggara membangun smelter di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dengan total biaya US$ 1,4 miliar.

Presiden Direktur Amman Mineral Nusa Tenggara, Rachmat Makkasau mengatakan, salah satu proyek yang terus dilaksanakan di tahun depan adalah melanjutkan pembangunan smelter. 

Seperti yang diketahui, smelter dengan kapasitas 900.000 ton konsentrat per-tahun ini sedang dalam tahap konstruksi dan memulai pembangunan dengan intens. Namun, dalam proses pembangunannya, Rachmat mengakui, pihaknya mengalami banyak sekali tantangan khususnya karena pandemi Covid-19. 

"Dengan kondisi tersebut kami juga berpikir akan ada delay dalam pelaksanaan dan eksekusi proyek. Namun, kami yakin dapat meminimalkan delay sehingga target yang dicanangkan pemerintah di mana smelter harus selesai pada 2023 paling tidak bisa tercapai," ujarnya dalam webinar yang diselenggarakan E2S dengan topik "Outlook Sektor ESDM 2020: Leading Post-Pandemic Business Recovery" pada Rabu (8/12). 

Baca Juga: Hingga Juli, kemajuan smelter Amman Mineral capai 27,56%

Lebih lanjut, Rachmat menyebutkan, tantangan yang juga  dihadapi dalam proyek adalah isu logistik. Sebagai gambaran saja, pada saat pihak manajemen ingin bertemu dengan tim engineering yang terlibat, Amman harus menghadapi aral-melintang dari segi zona waktu. Atau semisal mau bertemu, setiap negara punya kebijakan pembatasannya sendiri. 

"Jadi saya pikir di fase awal sangat menantang dalam mengumpulkan semua informasi. Kemudian, saat eksekusi pelaksanaan proyeknya sisi logistik akan menjadi tantangan," terangnya. 

Rachmat bilang, salah satu cara yang dapat mempercepat pembangunan smelter, ialah perizinan yang diharapkan bisa berjalan dengan cepat. Kemudian, dukungan dari stakeholder dapat berjalan dengan baik. Saat ini, dukungan pemerintah daerah dan Kementerian ESDM sangat kuat terhadap pembangunan smelter ini. 

"Harapan kami semua insentif yang kami ajukan terhadap proyek ini bisa disetujui seperti tax holiday, kemudahan ekspor, bonded zone. Hal-hal itu bisa membantu mempercepat dan membantu keekonomian proyek," imbuhnya.

Baca Juga: Medco Energi (MEDC) berencana tingkatkan produksi tahun depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×