kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

AMTI: Industri rokok bisa tumbuh 10% di 2016


Selasa, 29 Desember 2015 / 22:39 WIB
AMTI: Industri rokok bisa tumbuh 10% di 2016


Reporter: Emir Yanwardhana | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Industri rokok masih tumbuh walaupun permintaannya turun sedikit tahun ini. Tapi di 2016 mendatang, Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI) menargetkan pertumbuhan industri rokok akan meningkat 7% sampai 10%.

Melirik data Kementerian Perdagangan (Kemendag) nilai total ekspor tembakau menurun sebanyak 4% sepanjang 10 bulan pertama di 2015. Tercatat, capaiannya hingga Oktober 2015 sebesar US$ 817 juta, sedangkan periode yang sama tahun sebelumnya mencapai US$ 857.

Ketua Umum AMTI Budidoyo mengatakan, sedikit pesimis target tahun ini akan tercapai US$ 1,1 miliar. Hal ini disebabkan penurunan permintaan terhadap rokok baik itu di domestik maupun ekspor.

“Tahun ini target kita patok naik 10%, tapi realistisnya tidak tercapai,” ungkapnya kepada KONTAN Selasa, (29/12),.

Budidoyo mengatakan tahun ini merupakan tahun yang cukup berat bagi industri rokok. Selain permintaan pasar yang berkurang, Ada beberapa regulasi juga yang menghambat industri rokok.

Seperti plain packaging atau kemasan polos seperti yang diterapkan di negara-negara tujuan ekspor seperti Singapura dan Australia. “Karena kebijakan tersebut melemahkan daya saing produk rokok kita di negara tersebut. Yang berakibat penurunan permintaan,” kata Budidoyo.

Selain itu tekanan mengenai kenaikan cukai cukup membuat produsen kewalahan. Dengan naiknya cukai rokok sebesar 11,19 persen tahun pastinya membebani biaya produksi rokok. ”Efek jangka pendeknya harga rokok pasti naik, dan ini nantinya akan berhubungan dengan permintaan rokok,” imbuhnya.

Tapi di tahun 2016 mendatang Budidoyo mengatakan masih optimis ada peningkatan pasar sebesar 7-10% untuk industri rokok. Karena permintaan domestik masih cukup besar.

Budidoyo menyebutkan komposisi penjualan rokok, 90% permintaannya masih dari dalam negeri, sisanya untuk ekspor. Terlebih tembakau termasuk komoditas yang strategis bagi Indonesia yang bisa diunggulkan menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN untuk bersaing di pasar global. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×