Reporter: Merlinda Riska | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. Tahun 2014 belum juga berakhir tapi PT Finnet Indonesia sudah optimistis pendapatan bisnis electronic payment platform dan online payment solutions 2015 mencapai 20% dari total target pendapatan. Adapun Finnet memasang target total pendapatan 2015 sebesar Rp 1 triliun, sehingga anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) itu mengincar pendapatan jasa pembayaran elektronik Rp 200 miliar.
Target pendapatan itu melonjak cukup besar dibandingkan tahun ini. Sebab, tahun ini Finnet Indonesia menginginkan bisnis jasa pembayaran elektronik berkontribusi 10% dari total target pendapatan 2014 sebesar Rp 432 miliar.
Tak mau dibilang asal pasang target, Finnet Indonesia sudah menyusun strategi sejak tahun ini. Perusahaan itu sedang giat menjajaki kerjasama dengan bank daerah untuk menjadi penyedia kartu pembayaran tiket Kereta Commuterline Jakarta (KCJ) milik PT Kereta Api Indonesia. Finnet Indonesia menargetkan setidaknya bisa berkongsi dengan lima bank daerah.
Dalam kerjasama itu, Finnet Indonesia dan sang induk usaha, PT Telkom, bertugas sebagai penyedia platform. Sementara bank-bank daerah itu bertugas sebagai pihak yang mengeluarkan kartu pembayaran elektronik atawa e-money. "Kami fokus masuk sebagai penyedia platform untuk bank-bank menengah dan bank-bank daerah," kata Direktur Pengembangan Bisnis Finnet Niam Dzikri kepada KONTAN, Senin (29/9).
Usaha Finnet Indonesia memikat mitra perbankan paling tidak sudah membuahkan hasil di tahun ini. Adalah Bank Sumut yang sudah mengikat kerjasama dalam hal penyedia kartu pembayaran tiket keretaapi dari Medan menuju bandar udara Kuala Namu di Sumatra Utara.
Hingga saat ini, Bank Sumut sudah merilis 20.000 kartu. "Skema bisnisnya ini Bank Sumut menyewa platform dari Finnet dan ada bagi hasil setiap transaksi," kata Niam tanpa mau mengungkap nilai sewa dan bagi hasil yang didapat oleh PT Finnet.
Niam memilih menjelaskan jika tahun ini target Finnet Indonesia bakal terlampaui. Malah, dia percaya diri menyebutkan pendapatan tahun ini bakal lebih besar 20% dari target awal manajemen.
Optimisme itu bertolak dari pertumbuhan bisnis billing agregator payment yang juga digeluti Finnet Indonesia. Secara industri, pertumbuhan bisnis itu tahun ini masih besar yakni 20%-25%.
Selain faktor industri yang masih menjanjikan, Finnet Indonesia bersama Telkom menggenjot bisnis billing agregator payment dengan menggandeng sejumlah peritel. Mereka adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart), PT Midi Utama Indonesia Tbk (Alfamidi, Alfaexpress dan Lawson) dan PT Sumber Indah Lestari (DAN+DAN).
Dalam kerjasama itu, Finnet Indonesia bertugas sebagai penyedia layanan multibiller host to host. Layanan itu memungkinkan konsumen melakukan pembayaran tagihan multibiller yang merupakan jasa telekomunikasi, seperti telepon, Speedy, Transvision, FinPay dan Kartu Halo Telkomsel. Tak terkecuali layanan non jasa telekomunikasi. Pembayaran itu bisa dilakukan di semua gerai peritel tersebut secara langsung dan realtime melalui interface point of sales (POS) yang terhubung secara host to host ke jaringan server Finnet Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News