kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ancol kini kelola penuh Sea World


Rabu, 25 Februari 2015 / 06:17 WIB
Ancol kini kelola penuh Sea World
ILUSTRASI. Menara BNI Pejompongan, Jakarta Pusat.


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA.   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk optimistis bisa memacu kinerja lebih moncer tahun ini. Salah satu dasarnya adalah wahana wisata Sea World kembali beroperasi dalam waktu dekat.

Perusahaan dengan kode saham PJAA ini memastikan hal ini. "Paling cepat akhir bulan ini atau awal Maret, Sea World kembali beroperasi," ujar Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Gatot Setyo Waluyo, Selasa (24/2).

Pemasukan dari Sea World pun dipastikan bakal menjadi lebih besar. Sebab, kini Pembangunan Jaya Ancol telah menjadi operator tunggal wahana rekreasi tersebut.

Kilas balik sejenak,  Jaya Ancol dan PT Sea World Indonesia sempat terlibat sengketa perjanjian pengelolaan tempat rekreasi tersebut. Sengketa bermula dari habisnya perjanjian built operate transfer (BOT) PT Sea World Indonesia selama 20 tahun antara kedua belah pihak pada Juni 2014.

Jaya Ancol menilai, Sea World Indonesia secara sepihak memperpanjang kontrak untuk mengelola wahana tersebut hingga 2034. Perusahaan yang sebagian saham dimiliki Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini juga keberatan jika kontrak kerja sama yang baru tetap menggunakan prosentase seperti perjanjian lama.

Namun, sengketa tersebut kini telah usai. Jaya Ancol telah menandatangani akta pengalihan, penyerahan, dan pengakhiran penjanjian dengan Sea World Indonesia. "Penandatanganannya dilakukan pada 13 Februari 2015 lalu," imbuh Gatot.

Dus, dengan kembali beroperasinya Sea World dan  Jaya Ancol sebagai operator tunggal, maka perseroan diproyeksi bakal memperoleh pemasukan tambahan sekitar Rp 20 miliar atau berkontribusi sekitar 7% dari target pendapatan Jaya Ancol tahun ini yang dipatok Rp 257,4 miliar atau naik 10% dari estimasi pendapatan tahun lalu.

Asal tahu saja, selama masih dikelola bersama Sea World Indonesia, pemasukan yang diterima Jaya Ancol dari pengelolaan Sea World terbilang mini. "Rata-rata kontribusinya hanya sekitar 2% terhadap pendapatan setelah pajak," tutur Gatot.

Proyek reklamasi 

Berkaca dari target bisnis ini, Pembangunan Jaya Ancol juga mematok pendapatan konsolidasi tahun ini sebesar Rp 1,77 triliun, naik sekitar 18% dari pendapatan konsolidasi tahun lalu Rp 1,5 triliun.

Guna memuluskan rencana bisnis ini, Pembangunan Jaya Ancol tidak cuma mengandalkan bisnis dari Sea World atau industri pariwisata lainnya, tapi juga mengandalkan bisnis non wisata seperti properti.

Untuk itu, pebisnis wisata serta properti ini sudah  menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) 2015 sebesar Rp 1,2 triliun.

Sebanyak Rp 800 miliar dari total belanja modal akan Pembangunan Jaya pakai untuk unit usaha rekreasi atau wisata. Salah satu proyek yang mendapat perhatian perusahaan ini adalah rencana mengerjakan reklamasi pulau K seluas 32 hektare yang terletak tidak jauh dari Taman Impian Jaya Ancol.

Proyek lainnya yang tidak kalah penting bagi Pembangunan Jaya Ancol adalah pembangunan Dunia Fantasi (Dufan) Ocean Theme Park. Manajemen perusahaan ini sudah mengestimasi dana untuk mengerjakan dua proyek reklamasi pantai ini adalah sebesar Rp 2,5 juta per meter persegi (m²).

Sedangkan sisa belanja modal yang sebesar Rp 400 miliar bakal Pembangunan Jaya pakai untuk ekspansi beberapa proyek properti yang memang sudah direncanakan sebelumnya. Seperti proyek properti terpadu Ocean Breeze, Jaya Ancol Sea Front, serta Coasta Villa di kawasan Pantai Carnaval Ancol Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×