Reporter: Aulia Fitri Herdiana | Editor: Rizki Caturini
Arie juga mengatakan, pada tahun 2018 setidaknya ada dua proyek yang diharapkan dapat dimulai pengerjaannya sehingga dapat menambah pemasukan ANTM. Proyek tersebut ialah untuk bijih nikel dan smelter bauksit. Kedua proyek tersebut diharapkan dapat memasuki tahap ground breaking pada pertengahan tahun 2018.
"Bijih nikel sampai saat ini masih mengikuti kuota yang ada yaitu 3,7 juta ton, tapi jika proyek ini sesuai target diharapkan dapat menambah ekspor impor sekitar 1 juta sampai 2 juta," ucap Arie.
Sementara itu, untuk smelter bauksit, tahap bankable feasibility study telah selesai dilakukan. Targetnya, semester-II tahun 2018 dapat dilakukan ground breaking.
Kemudian Arie menegaskan target produksi bauksit pada tahun 2018 ialah sebesar 1,6 juta ton. Angka tersebut merupakan target total dari proyek yang telah ada dan proyek smelter bauksit tahun 2018. Selama tahun 2017, ANTM membukukan produksi volume bauksit sebesar 705.322 wet metric ton (wmt).
Mengenai rencana akuisisi tambang emas baru saat ini masih tahap penjajakan. Ada dua upaya yang dilakukan, salah satunya dengan akuisisi dan yang kedua melakukan eksplorasi.
Ia juga menyebutkan cadangan emas yang ada di Pongkor hanya tersisa sekitar 3 ton saja. Akuisisi dan eksplorasi merupakan hal yang tengah dilakukan ANTM saat ini.
ANTM juga telah menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) selama tahun 2018 sebesar Rp 2,8 triliun. Dana tersebut rencananya akan digunakan untuk pembangunan smelter feronikel di Halmahera Timur.
*Judul berita ini telah diubah dari sebelumnya yang tertulis: Aneka Tambang targetkan produksi emas naik 84% jadi 24 ton di 2018
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News