Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akhirnya memutuskan untuk menambah alokasi anggaran subsidi untuk bahan bakar minyak (BBM) jenis solar kepada PT Pertamina. Harapannya, subsidi itu bisa meningkatkan kemampuan Pertamina melakukan ekspansi.
Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman menjelaskan, Pertamina dan Kementerian Keuangan masih terus membahas mengenai besaran subsidi. Terutama dampak terhadap kemampuan investasi Pertamina di masa depan.
Maklum, dengan semakin besarnya selisih harga yang untuk solar dan premium, kemampuan investasi Pertamina akan semakin kecil. Laba BUMN ini sendiri masih bisa tertolong dengan kenaikan harga minyak dunia.
Jika mengikuti hitung-hitungan Pertamina, debt service coverage ratio (DSCR) atau uang yang dihasilkan dibandingkan kewajiban pembayaran bunga akan menurun pada tahun 2021 hingga tahun 2022. Apalagi Pertamina memiliki kewajiban berinvestasi di berbagai proyek strategis, seperti proyek kilang minyak.
Pertamina memproyeksikan, DSCR yang saat ini di angka enam akan turun ke angka empat bahkan dua di tahun 2021 dengan asumsi Indonesian Crude Price (ICP) berbeda-beda. "Dengan penambahan subsidi solar di Rp 500–Rp 1.000 per liter, saya berharap investasi Pertamina ke depan bisa lebih baik," kata Arief, Senin (7/5).
Sayang, Arief tidak menyebutkan dampak penambahan subsidi solar yang diproyeksikan mencapai Rp 10 triliun kepada arus kas dan kemampuan investasi Pertamina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News