Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak Januari hingga Oktober 2025, angkutan batubara PT Kereta Api Indonesia (KAI) mencapai 47.775.610 ton, meningkat 4,3% secara tahunan (year on year/YoY) dari 45.789.828 ton.
Jasa ini terus menjadi kontributor utama angkutan logistik KAI dan menyumbang 83% dari total angkutan barang perseroan selama periode tersebut yang mencapai 57.556.900 ton.
Vice President Public Relations KAI Anne Purba mengatakan, angkutan batubara memainkan peran penting dalam mendukung pasokan energi nasional.
"Batubara ini sebagian besar digunakan sebagai bahan baku pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Pulau Jawa dan Bali, yang menyuplai listrik ke rumah tangga, menghidupkan fasilitas penting seperti rumah sakit, sekolah, kantor, pusat perbelanjaan, serta mendukung industri dan usaha kecil di seluruh Indonesia," ujar Anne dalam keterangan resmi, Kamis (6/11/2025).
Dengan semakin meningkatnya volume angkutan, lanjut Anne, KAI terus berkomitmen untuk memberikan layanan logistik yang efisien, tepat waktu, dan rendah emisi.
Baca Juga: Telkomsat dan Space42 Teken MoU Pengembangan Konektivitas Berbasis Satelit
Selain itu, KAI juga berperan dalam mendukung kebijakan pemerintah yang ingin menghapus truk Over Dimension Over Loading (ODOL) pada 2026, dengan menyediakan solusi logistik berbasis kereta api yang aman dan berkapasitas besar.
Sejalan dengan rencana jangka panjang perusahaan, KAI menargetkan pertumbuhan volume angkutan barang sebesar 15% pada tahun 2029, yang terdiri dari 111,2 juta ton batu bara dan 10,9 juta ton komoditas non-batu bara.
Untuk mencapai target tersebut, KAI tengah mengembangkan infrastruktur logistik strategis, seperti Terminal Tarahan II yang diharapkan mampu menyerap 18 juta ton batubara, serta pengembangan fasilitas bongkar-muat di Kertapati yang dapat meningkatkan kapasitas hingga 7 juta ton.
Wilayah Sumatera Selatan, khususnya, diproyeksikan akan memberikan kontribusi tambahan sebesar 27,8 juta ton, menjadikannya sebagai pilar utama dalam peta logistik masa depan KAI.
Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan selain berasal dari peningkatan operasional, tetapi juga dari investasi berkelanjutan dalam infrastruktur yang mendukung kelancaran dan kapasitas angkutan.
Selain itu, KAI kata Anne juga terus memperkuat komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan. Sejak Februari 2025, seluruh lokomotif dan genset KAI telah beralih menggunakan Biosolar B40, bahan bakar campuran 40% bahan nabati, yang mengurangi jejak karbon dan mendukung transisi energi nasional.
Langkah ini merupakan kelanjutan dari uji coba yang dilakukan bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sejak Juli 2024.
"Penggunaan B40 mendukung angkutan kereta api sebagai pilihan logistik yang lebih ramah lingkungan, dengan emisi yang lebih rendah dan tingkat biodegradasi yang tinggi," tambah Anne.
KAI akan terus berkomitmen untuk menggerakkan transportasi berkelanjutan yang meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mendukung ketahanan energi nasional.
Baca Juga: Trisula Textile (BELL) Cetak Laba Rp Rp 1,16 miliar pada Kuartal III-2025
Selanjutnya: Primaya Hospital (PRAY) Bidik Pertumbuhan Dua Digit hingga Akhir Tahun 2025
Menarik Dibaca: 5 Fase Kehidupan Ini Sebaiknya Sudah Terlindungi Asuransi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













