kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Antisipasi fluktuasi kurs, industri tekstil lakukan efisiensi


Minggu, 01 April 2018 / 17:21 WIB
Antisipasi fluktuasi kurs, industri tekstil lakukan efisiensi
ILUSTRASI. INDUSTRI TEKSTIL


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efisiensi di segala bidang menjadi hal yang wajib bagi industri tekstil dan produk tekstil (TPT). Apalagi sejak pelemahan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) belakangan ini menyebabkan harga bahan baku yang mayoritas impor berpeluang naik.

Namun bukan hanya karena pelemahan rupiah saja produsen TPT melakukan efisiensi, tetapi program tersebut adalah bagian dari peningkatan kualitas produksi.

"Jadi tidak hanya sebab-akibat pelemahan rupiah saja, kami lakukan efisiensi dalam pos energi dan sustainability," ujar Prama Yudha Amdan, Executive Assistant President Director PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) kepada Kontan.co.id, Minggu (1/4).

Produsen polymer yang menjadi industri hulu tekstil ini menekankan program efisiensi pada ketepatan produksi dan penjagaan kualitas produksi. "Sehingga bisa memperkecil persentase waste," tutur Prama.

Selain itu, emiten bernama POLY ini juga melakukan beberapa perbaikan minor pada sejumlah equipment produksi. Untuk itu belanja modal (capex) tahun ini yang senilai US$ 10 juta dipakai guna keperluan tersebut.

Asal tahu saja, pabrikan POLY memiliki kapasitas terpasang 330.000 ton polymer setiap tahunnya. Serta sejumlah 197.000 ton benang filamen per tahun.

Adapun kaitannya dengan pelemahan rupiah, Prama mengatakan perseroan akan melakukan efisiensi penggunaan bahan baku dan penjadwalan impor bahan baku.

Sebagian besar produsen TPT ini mengimpor mono etilena glikol (MEG) karena memang belum banyak diproduksi di dalam negeri. "Kami juga meminimalkan procurement yang tidak esensial. Namun sejauh ini, dampak fluktuasi kurs masih dapat dikelola," pungkas Prama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×