kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Antisipasi Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku pada Hewan, Kementan Libatkan Camat


Jumat, 08 Juli 2022 / 19:21 WIB
Antisipasi Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku pada Hewan, Kementan Libatkan Camat
ILUSTRASI. Sejumlah sapi kondisi sehat siap jual di kawasan Lingkar Timur, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (27/6/2022). Antisipasi Penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku pada Hewan, Kementan Libatkan Camat.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Guna mengantisipasi penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang saat ini sedang mewabah, Kementerian Pertanian (Kementan) mengajak Camat seluruh Indonesia berpartisipasi dalam penanggulangan penyebaran wabah PMK.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan Indonesia terbebas dari wabah PMK selama 32 tahun, sebelum PMK kembali mewabah tahun ini. Untuk itu Mentan SYL mengajak semua pihak turun langsung dan terlibat aktif menekan jumlah penularan kasus. 

"Kita semua harus hadir ditengah tantangan ini. Dalam menghadapi wabah PMK tidak bisa satu sektor atau Kementerian saja yang bergerak. Kita harus bersama-sama dan terintegrasi satu dengan lainnya," ungkap Syahrul Limpo dalam keterangannya, Jumat (8/7/2022).

Menurut Mentan Syahrul Limpo, dalam menangani wabah PMk peranan Camat sebagai garda terdepan sangat penting. Camat paling mengetahui wilayah, kebutuhan dan harapan rakyat di wilayahnya. Untuk itu Mentan berharap Camat dapat memahami dengan baik bagaimana cara menanggulangi PMK sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

Baca Juga: Dua Lokasi di DKI Jakarta Akan Terima Sapi Kurban dari Presiden Jokowi

“Dalam setiap tindakan saya terus menghadirkan Camat, jika Camat sudah bergerak maka akan berjalan lebih baik. Saya meminta tolong Camat dapat menggerakkan kepala Desa dan apparat di wilayahnya masing-masing melakukan pengecekan hewan ternak," ungkapnya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan Kementan di bawah komando Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bekerjasama dengan BNPB, Kementerian Dalam Negeri dan lainya saat ini sedang bahu membahu dan bersinergi menangani PMK, terutama di 21 Provinsi yang sudah terpapar.

Kementan bersama gugus tugas PMK baik pusat maupun daerah sudah memetakan daerah yang terpapar atau daerah merah dan dan daerah yang belum terpapar atau daerah hijau. Peta tersebut harus menjadi acuan dan referensi terutama dalam hal lalu lintas lintas ternak terutama hewan ternak berkuku belah yang sangat sensitif terhadap PMK.

“Pak camat di manapun bapak-bapak berada tolong perhatikan hewan ternak seperti sapi kerbau, domba, kambing, babi dan lain sebagainya yang berada di daerah merah harus stay at kandang atau tidak boleh bergerak kemana-mana. Hanya hewan ternak yang berasal dari daerah hijau saja yang boleh bergerak, “ ujar Dedi. 

Baca Juga: Pemerintah Kabupaten Buleleng Menerima 1.700 Dosis Vaksin Penyakit Mulut dan Kuku

Dedi mengatakan, dalam penanganan PMK perlu juga dilakukan sosialisasi dan advokasi kepada masyarakat agar tidak panik dengan informasi yang simpang siur. 




TERBARU

[X]
×