kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.929.000   -9.000   -0,46%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Integrasi Tokopedia dan TikTok Shop Maksimal 9 Juni, Begini Kata Pelapak


Kamis, 05 Juni 2025 / 21:30 WIB
Integrasi Tokopedia dan TikTok Shop Maksimal 9 Juni, Begini Kata Pelapak
ILUSTRASI. Bytedance, pemilik baru Tokopedia pasca akuisisi Tokopedia dari GOTO, meminta para pelapak di Tokopedia untuk melakukan integrasi ke Tokopedia & TikTok Shop Seller Center.


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bytedance, pemilik baru Tokopedia pasca akuisisi Tokopedia dari GOTO, meminta para pelapak di Tokopedia untuk melakukan integrasi ke Tokopedia & TikTok Shop Seller Center. Integrasi ini bisa dilakukan paling lambat hingga 9 Juni 2025.

Nampaknya, dalam proses integrasi ini, banyak pelapak yang mengeluhkan satu dan lain hal. Adapun di akun Instagram resmi Tokopedia_Tiktokshop, keluhan dari para pelapak terus membanjir kolom komentar.

Salah satu pelapak Tokopedia turut mengeluhkan soal integrasi ini. Pelapak peralatan pancing dengan toko berinisial MDA menyampaikan bahwa dirinya mau tak mau akan melakukan integrasi seperti yang dianjurkan. Sebab, bila tak mengajukan integrasi hingga tenggat waktu 9 Juni 2025, maka fitur toko di Tokopedia miliknya akan dibatasi.

“Iya, 9 Juni maksimal. Aku mau tidak mau ya harus gabungin. Karena kalau tidak integrasi, nanti tokoku aksesnya ada yang terbatas, beberapa fitur tidak bisa diakses,” kata pelapak yang enggan disebutkan namanya tersebut kepada Kontan.co.id, Kamis (5/6).

Baca Juga: Seller Centre Tokopedia dan Tiktok Shop by Tokopedia Digabung, Ini Kata Kemendag

Ia menyebutkan beberapa akses yang terbatas tersebut ialah pelapak jadi tidak bisa menambahkan produk baru di etalase tokonya, tidak bisa memberikan diskon toko, dimatikannya fitur COD (Cash on Delivery), dan lain sebagainya.

Ia mengatakan, notifikasi arahan untuk integrasi pelapak Tokopedia ke dalam satu aplikasi Seller Center ini ia terimanya sejak bulan April lalu.

Sejauh ini, ia telah berdagang melalui Tokopedia selama 4 tahun berjalan, Ia mengaku, kondisi ini membuat ia sedikit bingung. Ia kemudian mengatakan bahwa proses integrasi ini terkesan rumit. Bahkan, pengajuan integrasi tokonya pun pernah ditolak dua kali.

“Kok jadi gini? Mungkin agak bikin ribet seller, itu yang jadi pertimbanganku waktu ada notif penggabungan toko. Aku sudah pernah pengajuan 2 kali, bulan April sama awal bulan Mei tapi ada berkas yang tidak sesuai, jadi ketolak. Ini aku masi pengajuan lagi mungkin hari ini," jelasnya.

Lebih dalam, ia juga mengeluhkan soal pengenaan komisi dinamis yang akan dibebankan kepada pelapak bila mereka tidak melakukan integrasi ke Seller Center. Komisi dari layanan gratis ongkir nantinya dikenakan sebesar 6% dengan nilai maksimum Rp 40.000 per item, efektif per 10 Juni 2025.

“Perlu digarisbawahi 'per item' lo ya itu, terus kalau harga barang dimahalin, apa ada yang beli coba? Bisa-bisa tidak dapet untung malahan. Makanya waktu ada kebijakan baru ini, sebenarnya mau menguntungkan siapa sih? Yang ada malah mencekik penjual,” keluhnya.

Ia juga menilai, segmen pasar antara Tokopedia dan TikTok Shop itu berbeda. Menurut pandangannya, pangsa pasar TikTok Shop ialah barang-barang sederhana, murah, dan lucu, yang menimbulkan impulsive buying. Sedangkan Tokopedia, lebih menjual produk-produk menengah ke atas, seperti kamera, peralatan elektronik, hingga gadget.

“Pangsa pasar beda banget. Pacar aku kalau beli barang peralatan untuk fotografi entah itu hardisk, dan barang lainnya itu selalu di Tokopedia. Mana ada TikTok Shop jualan itu,” kata dia.

Ia juga mengelola toko di e-commerce lain, seperti Shopee. Kini, ia lebih fokus berjualan di e-commerce tersebut, karena menurutnya penjualan di Shopee lebih stabil karena tidak dicampur-campur.

“Dan jualan paling aman sekarang adalah di Shopee, tanpa dicampur-campur seperti itu. Realistis aja, mau fokus jualan di toko oren yang progres jualannya stabil tiap harinya,” imbuh pelapak itu.

Baca Juga: Wajib Integrasi ke Tiktok Paling Lambat 9 Juni, Protes Pedagang Tokopedia Menguar

Sementara itu, pelapak lain yang merupakan penjual buku dan novel, mengatakan, dirinya telah selesai melakukan integrasi di Seller Center. Ia mengaku, proses integrasi dilakukannya dengan mudah.

“Sudah. Sudah tergabung, dan semua yang di Tokopedia produknya masuk (ke TikTok Shop) semua. Jujur untuk nyambungin ke TikTok Shop, tidak ada kesusahan sih, karena cuma tinggal nge-link aja,” kata pelapak yang tak berkenan dipaparkan namanya tersebut kepada Kontan.co.id.

Ada pun, kesulitan yang ia temukan ialah dirinya harus belajar interface baru mulai dari nol. Menurutnya, fitur yang didapatkan makin banyak, sehingga dia berharap dengan adanya integrasi ini, bisa menambah exporsure produk-produknya.

“Yang susah itu karena harus belajar interface baru sih. Karena fiturnya banyak, jadi ya belajarnya ikut pelan-pelan,” jelasnya.

Selanjutnya: Menaker Yassierli Komitmen Bangun Layanan Ketenagakerjaan Bebas KKN

Menarik Dibaca: Bibit Sediakan 19 Produk Surat Utang Negara Seri FR, Tingkatkan Minat Investor Ritel

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×