kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

AP I: Masalah utama kami adalah kurangnya kapasitas bandara


Selasa, 18 Desember 2018 / 17:12 WIB
AP I: Masalah utama kami adalah kurangnya kapasitas bandara
ILUSTRASI. PERLUASAN BANDARA I GUSTI NGURAH RAI


Reporter: Harry Muthahhari | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Angkasa Pura I menyiapkan Rp 17,35 triliun untuk belanja modal tahun depan. Adapun sebagian sumber dananya sebesar Rp 13 triliun akan dihimpun dari sumber dana eksternal meliputi lembaga keuangan dan obligasi.

Corporate Communication Senior Manager Angkasa Pura I Awaluddin mengatakan saat ini permasalahan utama Angkasa Pura I adalah kurangnya kapasitas bandara untuk menampung penumpang. “Diakibatkan oleh pertumbuhan trafik penumpang, pesawat, serta kargo,” katanya kepada Kontan.co.id pada Selasa (18/12).

Saat ini, terdapat sembilan bandara Angkasa Pura I yang tengah dikembangkan yatu Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, Bandara Internasional Baru Yogyakarta di Kulonprogo, Terminal 3 Bandara Juanda Surabaya, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, Bandara sultan Hasanuddin Makassar, Bandara Lombok Praya, Bandara Sam Ratulangi Manado, dan Bandara El Tari Kupang.

Pengembangan itu, kata Awaluddin adalah untuk pengembangan infrastruktur terminal. “Sampai 2023 target kapasitas naik 100%,” tambahnya.

Dalam rencana jangka panjangnya, Angkasa Pura I merencanakan capex senilai Rp 76 triliun untuk tahun 2019-2023. Angkasa Pura I akan mendanai rencana capex tersebut melalui pinjaman dari lembaga keuangan, penerbitan obligasi, sekuritisasi aset dan juga melalui partnership dengan mitra strategis.

Saat ini, Angkasa Pura 1 sudah mendapatkan dukungan pendanaan berupa pinjaman dari bank dan lembaga keuangan non bank dengan nilai keseluruhan Rp 5 triliun untuk mendanai pengembangan bandara-bandara dibawah pengelolaan Angkasa Pura I.

Adapun pendanan kali ini bersumber dari PT Bank Tabungan Negara Tbk sebesar Rp 2 triliun, PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) sebanyak 2 triliun dan PT BRISyariah Tbk senilai Rp 1 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×