Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I mulai berhitung potensi kehilangan pendapatan akibat keputusan Ditjen Perhubungan Udara memperpanjang penutupan Bandara Adisutjipto Jogja hingga 20 November 2010 mendatang.
Direktur Operasi dan Teknik AP I Harjoso Tjatur Prijanto menyebut angka Rp 250 juta per hari sebagai kehilangan pendapatan bandara yang ditutup karena terkena dampak debu vulkanik gunung Merapi itu. Sehingga jika Adisutjipto sudah ditutup sejak 10 hari lalu atau tepatnya 9 November 2010, maka total kehilangan pendapatan AP I sudah mencapai Rp 2,5 miliar.
"Kehilangan pendapatan itu antara lain dari tarif Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan dan Penyimpanan Pesawat Udara (PJP4U), passenger service charge, konsesi serta pendapatan lainnya," kata Harjoso, Kamis (18/11).
Terkait pendapatan konsesi atau sewa lahan usaha di Adisutjipto, Harjoso memastikan perusahaannya memberikan diskon bagi restoran atau kios dagang lainnya yang ikutan sepi dari pengunjung.
"Kami juga tidak bisa semena-mena mengutip tarif seperti biasa karena pedagang sedang kesusahan. Sementara sampai saat ini maskapai yang memutuskan untuk menambah frekuensi penerbangan ke Solo untuk mengganti penerbangan ke Jogjakarta yang ditutup baru Garuda Indonesia. Maskapai seperti Indonesia AirAsia tidak bisa mengalihkan karena Solo tidak bisa didarati A320," jelasnya.
Sementara, Direktur Utama AP I Tommy Soetomo mengaku tidak bisa berbuat banyak atas keputusan pemerintah menutup Adisutjipto Jogja.
"Penutupan Adisutjipto itu untuk alasan keselamatan penerbangan. Kalau kejadian alam seperti ini siapa yang bisa menduga. Tetapi perlu saya pastikan bahwa bandara kami berstatus siap melayani penerbangan, hanya kondisi di udaranya saja yang kita nggak tahu," katanya.
Pada 15 November lalu, Dirjen Perhubungan Udara Herry Bakti S Gumay memutuskan memperpanjang penutupan Adisutjipto sampai 20 November 2010. Bandara tersebut sempat ditutup sejak 9 November sampai 15 November saat erupsi Gunung Merapi memuntahkan debu vulkanik yang mengganggu penerbangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News