Reporter: Markus Sumartomdjon | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Angkasa Pura II punya pekerjaan rumah yang tidak ringan dalam dua tahun ke depan. Perusahaan pengelola bandara di sejumlah lokasi ini segera merampungkan sebagian dari ekspansi Bandara Internasional Soekarno Hatta.
Maklum, jumlah penumpang dari Soekarno Hatta masih yang terbesar di Indonesia. Tahun lalu mencapai 57,2 juta penumpang. Sampai akhir 2015 diprediksi bisa tembus 60 juta penumpang. Tahun depan diproyeksi mencapai 62 juta penumpang.
Begitu pula pergerakan pesawat per tahun yang diperkirakan sudah mencapai 401.750 pergerakan sampai akhir 2015 dan bisa bertambah 412.020 pergerakan pada 2016.
Menurut Budi Karya, Direktur Utama PT Angkasa Pura II, pihaknya tengah mengerjakan beberapa proyek optimalisasi Bandara Soekarno Hatta. Misalnya pembangunan Terminal III yang diharapkan beroperasi tahun depan.
Nantinya, bila proyek Terminal III sudah beroperasi, bersama-sama dengan Terminal I dan Terminal II, kapasitas penumpang Soekarno Hatta bisa menampung jumlah penumpang yang diprediksi lebih dari 60 juta penumpang per tahun.
Ekspansi lain yang tidak kalah penting adalah pembangunan landasan atau runway ketiga (3). "Kami harap pembebasan lahan sudah bisa kami kerjakan tahun ini juga," kata Budi Karya, Senin (27/7) malam.
Untuk memuluskan rencana ini, Angkasa Pura sudah menghitung kebutuhan investasi sekitar Rp 29 triliun. Perinciannya Rp 12 triliun pada tahun ini dan Rp 17 triliun untuk investasi tahun depan. Nilai tersebut sudah termasuk anggaran akuisisi lahan sebesar Rp 3 triliun tahun ini dan Rp 5 triliun tahun depan.
Menurut Budi, sejatinya total investasi untuk pengembangan Soekarno-Hatta selama periode 2015 sampai 2021 adalah mencapai Rp 41 triliun. Angka ini setara 64% dari total investasi Angkasa Pura II untuk keperluan aksi usaha di seluruh bandara, yang mencapai Rp 60,1 triliun.
Budi Karya mengakui, tidak mudah untuk mencari sumber dana jumbo tersebut. Setelah mengutak-atik kinerja perusahaan, tahun lalu laba AP II sebelum beban bunga, pajak dan penyusutan (EBITDA)
Rp 2,7 triliun. Bila mengandalkan pinjaman, paling cuma sanggup mengumpulkan dana Rp 15 triliun. "Makanya kami bakal memaksimalkan sumber dana dari pihak ketiga," kata Budi Karya.
Salah satunya adalah dari penyertaan modal negara (PNM). Tahun ini, Angkasa Pura II sudah mengantongi PNM sebesar Rp 2 triliun. Sedangkan tahun depan, Budi berharap pemerintah bisa memberikan dana PNM yang lebih besar lagi yakni sekitar Rp 5 triliun.
Rencana lainnya adalah menerbitkan surat utang senilai Rp 2 triliun yang rencananya juga bakal berlangsung pada tahun depan.
Nah, bila ternyata pemerintah tidak jadi menyuntik modal, Angkasa Pura II tidak kehilangan akal. Ada opsi lain yakni melantai ke bursa. Tapi ini opsi lima tahun ke depan. Adapun opsi lain yang rada mungkin adalah meminjam ke perbankan BUMN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News