Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
“Kami optimistis, dengan dukungan kebijakan yang tepat dan sinergi kuat antara pelaku industri dan pemerintah, sektor elektronik di Indonesia akan terus tumbuh dan berkontribusi signifikan terhadap ekonomi nasional,” tutup Febri.
Diberitakan sebelumnya, Panasonic Holdings Jepang mengumumkan akan melakukan PHK 10.000 karyawan sebagai sebagai dari upaya reformasi manajemen.
Dalam pernyataan Jumat (9/5/2025), perusahaan Jepang ini memperkirakan memerlukan biaya restrukturisasi 130 miliar yen atau sekitar US$ 896,06 juta (Rp 14 triliun) pada tahun fiskal ini.
Seperti dikutip dari Reuters, Panasonic menyatakan bahwa pengurangan jumlah karyawan akan dilakukan di perusahaan-perusahaan konsolidasi, terutama pada tahun fiskal berjalan saat ini.
Separuh dari pemangkasan tenaga kerja tersebut akan dilakukan di Jepang, sementara sisanya di luar negeri.
Panasonic juga akan meninjau efisiensi operasional di perusahaan-perusahaan grupnya, khususnya di divisi penjualan dan administrasi (back-office).
Tonton: Badai PHK Mengancam Google
Merespons hal itu, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) yang juga Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, menyampaikan kekhawatiran atas potensi dampak kebijakan global ini terhadap pekerja Panasonic di Indonesia.
“Sampai saat ini memang belum ada pengumuman resmi mengenai PHK di Indonesia. Namun, kita tidak bisa menutup kemungkinan akan adanya PHK, terutama bagi pekerja kontrak dan sebagian kecil pekerja tetap,” ujar Said Iqbal dalam keterangannya, Senin.
Said Iqbal menjelaskan, saat ini terdapat sekitar 7.000 hingga 8.000 pekerja Panasonic di Indonesia yang tersebar di tujuh pabrik.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kemenperin: PHK Panasonic Tak Terjadi di Indonesia"
Selanjutnya: Cair Mei 2025, Ini Besaran dan Cara Mengambil Dana KJP Tahap 1
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News