kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Apartemen mulai menjamur di kota Bogor


Kamis, 06 Maret 2014 / 11:13 WIB
Apartemen mulai menjamur di kota Bogor
ILUSTRASI. Ilustrasi Kosmetika Berbahaya. ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/foc.


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

BOGOR. Gaya hidup tinggal di hunian vertikal tak hanya milik Jakarta, melainkan sudah merambah kawasan pinggiran seperti Bekasi, Tangerang, Depok, dan juga Bogor. Hal tersebut terkonfirmasi dengan banyaknya proyek apartemen dipasarkan dan tengah dikembangkan.

Di Bekasi saat ini terdapat 16 proyek dengan jumlah 18.128 unit apartemen yang sudah dalam proses konstruksi. Sementara di Tangerang dan Tangerang Selatan, sedang ditawarkan dan dibangun 12.560 unit dari 10 proyek apartemen.

Demikian halnya Depok yang sarat dengan pengembangan dormitori untuk kalangan sivitas akademika. Di kota pelajar ini setidaknya terdapat 10 apartemen yang sudah dihuni dan sedang dibangun dengan jumlah total 13.230 unit.

Bagaimana dengan Bogor? Kota Hujan ini memang tertinggal di belakang jirannya. Virus konsep hunian jangkung baru merambah Bogor pada 2012, saat Binakarya Propertindo Group melansir Bogor Valley Condotel, dan Gapura Prima Group memperkenalkan Bogor Icon Residential and Condotel.

Hingga 2014, kota yang kini dinakhodai Bima Arya Sugiarto tersebut, akan menambah koleksi apartemennya menjadi tujuh proyek. Selain Bogor Valley Condote, dan Bogor Icon Residential, juga Salak Tower, Gardenia Apartment, Grand Yasmin Square, Menara Apernas Gaperi, dan Dramaga Tower.

Menurut Head of Marketing PT Duta Dramaga Lestari, Hermawan Wana, potensi Bogor sebagai wilayah garapan apartemen sama besarnya dengan Depok. Pasalnya, kedua kota ini punya kemiripan karakter, yakni sentra pendidikan tinggi dengan jumlah sivitas akademika mencapai puluhan ribu orang yang belajar di Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Ibnu Khaldun, Universitas Juanda, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan, Universitas Pakuan, dan Universitas Terbuka.

"Mereka adalah captive market bagi apartemen atau dormitori yang kami kembangkan. Selama ini, kebutuhan mereka akan hunian belum terakomodasi secara maksimal. Pasokan hanya berasal dari rumah-rumah tapak, dan juga tempat kost yang tersebar di sekitar kawasan kampus Dramaga dan pusat kota dengan kualitas seadanya," papar Hermawan, seperti dikutip dari Kompas.com, Rabu (5/3).

Para sivitas akademika tersebut, tambah Hermawan, adalah mereka yang tinggal di Jakarta, Cianjur, Sukabumi, dan bahkan kota Bogor sendiri. "Mereka menjadi penglaju setiap hari. Dengan pola hidup seperti itu, menjadi tidak efisien dalam hal waktu, tenaga, dan biaya hidup yang dikeluarkan, termasuk ongkos transportasi. Mereka membutuhkan tempat transit, lebih jauh lagi hunian permanen dengan kualitas lebih baik dan praktis," katanya.

Duta Dramaga Lestari (DDL) pun kemudian menangkap pasar pasti tersebut dengan mengembangkan Dramaga Tower dalam konsep pembangunan superblock Dramaga City seluas 28 hektar di kawasan Dramaga, Bogor Barat. Mereka berencana mendirikan sebanyak 2.000 unit dalam 4 menara apartemen Dramaga Tower.

DDL mematok harga sesuai kantong penglaju dan sivitas akademika yakni Rp 170 juta untuk unit ukuran studio (21 m2), dan Rp 360 juta untuk tipe dua kamar tidur. "Menara pertama yang kami rilis sebanyak 465 unit. Sejumlah 250 unit di antaranya sudah terjual," ungkap Hermawan.

Selain apartemen, DDL akan melengkapinya dengan pusat belanja, water park, kondotel, dan perkantoran berkonsep ruko. (Hilda B Alexander)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×