Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
Selain itu, Pandu pun menyebut bahwa evaluasi Domestic Market Obligation (DMO) menjadi alasan lain mengapa produksi batubara tahun depan diproyeksikan stagnan. Sebab, evaluasi pemenuhan DMO harus menunggu akhir Desember terlebih dulu.
"Jadi kalau untuk tahun ini total 500 juta ton, ekspektasi masih bisa dibentuk. DMO, Januari harus diputuskan," katanya.
Asal tahu saja, hingga bulan November, realisasi produksi batubara mencapai 441,85 juta ton, atau setara dengan 91% dari target produksi batubara dalam RKAB tahun 2018 sebesar 485 juta ton.
Namun, untuk menggenjot ekspor, target itu pun mendapatkan penambahan sebesar 21,9 juta ton sehingga menjadi 506,9 juta ton, dengan catatan bahwa penambahan itu tidak dikenai kewajiban DMO.
Dari realisasi produksi sebesar 441,85 juta ton per November itu, jumlah pemasarannya sebesar 426,27 juta. Data tersebut berasal dari PKP2B dan IUP OP yang melaporkan sampai November, sedangkan untuk IUP daerah baru melaporkan hingga September.
Sedangkan untuk realisasi DMO, hingga November, realisasinya baru mencapai 100,37 juta ton atau sekitar 83% dari target DMO sebesar 121 juta ton. Dengan rincian 82,3 juta ton untuk kelistrikan dan 18,07 untuk keperluan industri lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News