Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) tetap optimistis bakal terus diajak oleh PT Pertamina untuk tetap mengoperasikan fasilitas rig di Blok Mahakam, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Coorporate Finance and Investor Relations Apexindo Pretycia Darma mengklaim, dari sisi perusahaan, Apexindo sudah menjadi incumben di Delta Mahakam. Karena itu, Apexindo optimistis jasa rignya tetap dipakai di Blok Mahakam. "Memang belum ada perbincangan dengan Pertamina, tapi mereka klien baik kami, kesempatan tender kontrak, kan, berlanjut," terangnya usai public expose, Rabu (24/6).
Ia mengungkapkan, saat ini Apexindo memiliki tujuh rig lepas pantai (offshore) dan delapan rig di darat (onshore). Dari jumlah ini, terdapat lima unit rig yang berada di Blok Mahakam.
Satu rig sudah diperpanjang kontraknya hingga 2016. Sementara, empat lagi punya tenor kontrak berbeda. "Ada yang sampai 2016 ada yang 2017," jelas Pretycia.
General Manager Corporate Finance & Investor Relations Apexindo Paolo Kartadjoemena menambahkan, Apexindo akan melakukan pembicaraan dengan Pertamina untuk kerjasama proyek-proyek yang akan dikerjakan bersama di Blok Mahakam. "Kami ada interaksi melalui beberapa proyek lain dengan Pertamina," ujarnya.
Diharapkan, keberadaan proyek-proyek tersebut bisa membawa kemudahan dalam berkomunikasi lebih lanjut mengenai kerjasama pengelolaan Blok Mahakam. Namun, menurut Paolo, hingga saat ini belum ada pembicaraan secara formal dengan Pertamina terkait hal tersebut. "Kami berharap bisa bekerja sama dengan Pertamina di Blok Mahakam," terangnya.
Selain terus berharap mendapatkan kontrak lanjutan dari Pertamina, Pretycia melanjutkan, pada tahun lalu, Apexindo telah mengoperasikan satu rig dengan nama Rig Tasha yang beroperasi di Malaysia bekerjasama dengan Petronas Carigali Muriah Ltd, dengan kontrak hingga 2016.
Selain itu, Apexindo berencana mengikuti tender rig disejumlah negara di Asia, seperti Brunei Darussalam dan Myanmar. "Kami sedang lihat opportunity-nya, berhubung tendernya tertutup, jadi ada baiknya tidak bisa dibicarakan dulu. Tapi yang jelas masih Asia Tenggara, tapi kami fokus 80% dalam negeri," tandas Pretycia.
Paolo menyambung, saat ini Apexindo hanya mengikuti kurang dari 10 tender dengan nilai kontrak masing-masing apabila berhasil lolos sekitar US$ 40 juta dalam satu tahun. "Nilainya tergantung, rig darat hanya beberapa bulan, offshore bisa satu sampai dua tahun. Secara garis besar, US$ 3 juta sebulan, kalau lebih dari setahun bisa US$ 30 juta sampai US$ 40 juta," katanya.
Sementara itu, Paolo mengatakan bahwa pada tahun ini perusahaannya menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 10 juta sampai US$ 15 juta. Belanja modal tersebut akan dialokasikan untuk operasional rutin, seperti perbaikan peralatan besar. "Penyerapannya masih kecil, mungkin semester dua lebih besar. Saat ini kurang dari 50%," ungkap Paolo.
Terbitkan obligasi
Paolo menambahkan, pada semester II-2015, Apexindo akan menerbitkan obligasi yang saat ini masih dalam proses senilai S$ 500 juta. Adapun bunga yang diajukan berada di kisaran 6%-6,5% per tahun dengan jatuh tempo obligasi selama tiga tahun.
Menurut Paolo, ada satu sindikasi pinjaman di akhir 2014 senilai S$ 380 juta dari 10 bank, yaitu Standard Chartered Bank, Eximbank, DBS Bank, QNB, dan Bank BRI, dan lain-lain. Obligasi ini akan diterbitkan secara bertahap. "Programnya multi years, mungkin kita bisa issue lima kali," tambahnya.
Dia berharap, perusahaan mampu mengurangi utang pada tahun ini menjadi sekitar US$ 300 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News