kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Apolin sebut penurunan harga gas industri bisa kerek utilisasi hingga 95%


Rabu, 19 Februari 2020 / 17:34 WIB
Apolin sebut penurunan harga gas industri bisa kerek utilisasi hingga 95%
ILUSTRASI. Gas untuk industri: Suasana pengisian gas untuk keperluan industri di CV. KArya Guna, Jakarta Barat, Kamis (3/8). KONTAN/Baihaki/3/8/2017


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Produsen Olechemical Indonesia (Apolin) tengah menantikan implementasi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 40/2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi.

Penurunan harga gas industri ke level US$ 6 per mmbtu dinilai berpotensi memberikan potensi penghematan sehingga dapat mengerek utilisasi produksi industri oleochemical dalam negeri dari yang semula sebesar 70%-80% menjadi 90%-95% dari total kapasitas terpasang.

Ketua Apolin Rapolo Hutabarat berujar bahwa pihaknya memiliki kebutuhan gas sebesar 11,9 juta - 13,7 juta ton setiap tahunnya. Besaran ini dihitung berdasarkan kebutuhan dari sebelas perusahaan yang saat ini tergabung di dalam keanggotaan Apolin.

Baca Juga: Jadi proyek strategis nasional, Kementerian ESDM pantau proyek PLTP Sorik Marapi

Sementara, biaya gas sendiri memiliki porsi sekitar 10%-12% dalam struktur biaya produksi lini fatty acid dan sebesar 30%-38% untuk lini fatty alcohol beserta produk turunan di bawahnya.

Dengan asumsi adanya penurunan harga gas dari yang semula berkisara US$ 10 per mmbtu hingga US$ 11,8 per mmbtu menjadi sebesar US$ 6 per mmbtu, maka diperkirakan terdapat potensi penghematan sebesar US$ 47 juta - US$ 81 juta per tahunnya. Dengan demikian, opsi untuk mengerek kapasitas menjadi untuk menarik untuk dilakukan.

Lebih lanjut, Rapolo mengungkapkan peningkatan utilisasi produksi yang dilakukan akan berdampak positif terhadap keseimbangan neraca transaksi berjalan mengingat sebanyak 80%-90% produk-produk yang dihasilkan oleh pelaku industri oleochemicals dijual secara ekspor.

Baca Juga: Gandeng KKKS, SKK Migas lakukan standardisasi dan kodifikasi material persediaan

Di sisi lain, Rapolo juga mengaku optimistis bahwa penurunan harga gas industri ke level US$ 6 per mmbtu akan diikuti oleh investasi berupa ekspansi penambahan kapasitas produksi di kalangan pelaku industri apabila terealisasi.

“Untuk menumbuhkan investasi itu harus ada stimulus, apa di antaranya, adalah ketersediaan harga gas yang sesuai dengan yang di perpres itu,” ujar Rapolo ketika ditemui pada acara Focus Group Discussion bertajuk ‘Menanti Perpres No 40 Tahun 2016 bagi Dunia Usaha,’ Rabu (19/2).

Menurutnya, agenda ekspansi yang dilakukan oleh pelaku industri oleochemicals berpotensi memicu timbulnya segenap manfaat turunan lainnya.

Sebagai industri yang berada di posisi hilir, ekspansi penambahan kapasitas produksi akan meningkatkan serapan pasokan minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) dari industri sawit di sektor hulu.

Baca Juga: Kementerian ESDM proyeksikan adanya investasi US$ 117 miliar dalam lima tahun

Selain itu, agenda ekspansi juga berpotensi meningkatkan jumlah serapan tenaga kerja pada industri oleochemicals  sebesar 10%-15% serta meningkatnya penerimaan pajak negara seiring meningkatnya penghasilan perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×