kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.911.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.250   0,00   0,00%
  • IDX 6.914   33,05   0,48%
  • KOMPAS100 1.009   6,75   0,67%
  • LQ45 772   5,48   0,72%
  • ISSI 227   1,11   0,49%
  • IDX30 397   2,45   0,62%
  • IDXHIDIV20 460   2,97   0,65%
  • IDX80 113   0,74   0,66%
  • IDXV30 113   0,52   0,46%
  • IDXQ30 129   0,61   0,47%

APPBI: Hanya 50% pengunjung yang diizinkan masuk ke mal di wilayah Jakarta


Jumat, 26 Juni 2020 / 15:43 WIB
APPBI: Hanya 50% pengunjung yang diizinkan masuk ke mal di wilayah Jakarta
ILUSTRASI. Pusat perbelanjaan di jakarta. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pusat belanja atau mal menjadi tempat kunjungan utama masyarakat, khususnya warga DKI Jakarta. Namun, pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi ini terdapat keraguan yang muncul di sebagian masyarakat mengenai penerapan protokol kesehatan di tempat-tempat tersebut. 

Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia DKI Jakarta Ellen Hidayat menegaskan bahwa pusat perbelanjaan DKI Jakarta telah menerapkan protokol kesehatan di masa PSBB transisi saat ini.

Baca Juga: Bisnis makanan masih punya peluang tumbuh pasca relaksasi PSBB

Pada masa PSBB transisi, Ellen Hidayat menjelaskan bahwa pusat perbelanjaan atau mal di wilayah DKI Jakarta telah membatasi kuota pengunjung sebanyak 50 persen dari kapasitas normal. Perhitungan pengunjung mal dilakukan dengan menggunakan alat hitung atau people counting.

 “Jadi ini untuk fase dua, disebut fase dua PSBB transisi itu hanya 50 persen pengunjung yang diizinkan untuk masuk,“ ucap Ellen saat berdialog Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, Jumat (26/6).

“Setiap pusat belanja itu mempunyai alat hitung. Alat hitung itu disebut people counting,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Ellen menegaskan bahwa mal di DKI Jakarta telah menerapkan protokol kesehatan dengan memanfaatkan tanda-tanda khusus bagi pengunjung. “Sesudah masuk (mal), kemudian ikutilah tanda-tanda. Jadi di pusat belanja itu banyak dibuat tanda-tanda, sehingga dari tanda arah diusahakan tidak terjadi pertemuan satu arah,” tutur Ellen.

Baca Juga: Muhadjir Effendy meminta Pemda segera evaluasi kebijakan pembukaan sejumlah sektor




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×