kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

APPBI: Masyarakat tak patuh protokol kesehatan Covid-19 telah merugikan semua pihak


Kamis, 10 September 2020 / 17:20 WIB
APPBI: Masyarakat tak patuh protokol kesehatan Covid-19 telah merugikan semua pihak
ILUSTRASI. Petugas Satgas Covid-19 melakukan patroli serta imbauan kepada seluruh pengunjung Mal AEON BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (16/6/2020). Mal AEON BSD City kembali beroperasi pasca-pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di kawasan


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Persatuan Pusat Belanja Indonesia (APPBI) sebut rencana penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta menunjukkan masyarakat belum patuh protokol kesehatan. Sehingga penularan virus corona (Covid-19) di Indonesia masih tinggi. Pelaksanaan PSBB tersebut dinilai akan menimbulkan kerugian sejumlah pihak termasuk di sektor perekonomian.

"Pemberlakuan kembali PSBB total menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat tidak berhasil menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan disiplin yang pada akhirnya mengakibatkan kerugian bagi semua pihak," ujar Ketua Umum APPBI Alphonzus Widjaja saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (10/9).

Padahal Alphonzus menilai perekonomian saat ini belum pulih secara optimal. Sehingga penerapan PSBB total dinilai akan membuat pusat perbelanjaan tertekan bahkan tak mampu melanjutkan usaha.

Hal tersebut akan berdampak kepada pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan. Tekanan terhadap dunia usaha akan menciptakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sehingga ekonomi semakin tertekan.

Baca Juga: DKI Jakarta mau PSBB lagi, ini permintaan pengusaha mal

Padahal setelah melakukan PSBB sebelumnya, DKI Jakarta telah masuk dalam PSBB transisi. Pada masa PSBB transisi sejumlah sektor kegiatan ekonomi dapat kembali beroperasi dengan sejumlah batasan.

"PSBB transisi yang selama ini sudah diberlakukan adalah dimaksudkan untuk memulai gerak perekonomian dengan syarat harus dibarengi dengan pemberlakuan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin dapat dikatakan gagal akibat sebagian besar masyarakat tidak patuh dan disiplin," terang Alphonzus.

Selama PSBB transisi pusat perbelanjaan telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Oleh karena itu diharapkan phsat perbelanjaan dapat dipertimbangkan untuk tetap buka dalam PSBB DKI Jakarta. "Sesungguhnya Pusat Perbelanjaan berharap dapat terus beroperasi," jelasnya.

Sehingga pusat perbelanjaan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Serta menjaga agar roda perekonomian tidak kembali terhenti yang dapat mengakibatkan dampak lebih buruk dari kondisi sebelumnya.

Selanjutnya: PSBB Jakarta bisa berdampak signifikan pada bisnis perusahaan pembiayaan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×