CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

APPBI Perkirakan Tingkat Okupansi Mal Tahun Ini Akan Stagnan di 80%


Rabu, 31 Januari 2024 / 18:48 WIB
APPBI Perkirakan Tingkat Okupansi Mal Tahun Ini Akan Stagnan di 80%
ILUSTRASI. Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) memperkirakan tingkat keterisian atau okupansi pusat perbelanjaan atau mal tahun ini akan stagnan alias sama dengan tahun 2023 lalu.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) memperkirakan tingkat keterisian atau okupansi pusat perbelanjaan atau mal tahun ini akan stagnan alias sama dengan tahun 2023 lalu.

Alphonzus Widjaja, Ketua Umum APPBI mengatakan, sebelumnya APPBI menargetkan okupansi mal bisa menyentuh angka 90% di tahun 2024. Tingkat okupansi sebesar ini adalah angka yang sempat tercapai sebelum pandemi Covid-19. 

Namun, APPBI mengoreksi target tersebut. Penyebabnya karena adanya kebijakan pembatasan impor yang berpengaruh pada keputusan para peritel melakukan penambahan toko atau membuka toko baru di sejumlah mal. 

“Kita bicara tingkat okupansi ya, karena di mal itu ada beberapa parameter. Mulai dari tingkat kunjungan, tingkat okupansi dan juga durasi kunjungan. Kalau tingkat kunjungan sudah membaik, tapi tingkat okupansi belum,” kata Alphonzus saat ditemui Kontan dalam acara Seminar dan Rakernas 2024 APPBI yang bertajuk Elevate The Local Brand, di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Rabu (31/01).

Baca Juga: Momen Imlek Diprediksi Dongkrak Jumlah Kunjungan Pusat Perbelanjaan hingga 10%

Menurutnya, regulasi pemerintah terhadap pembatasan impor yang dimaksudkan untuk melindungi produk dalam negeri malah akan mengganggu produk lokal. 

“Karena yang dibatasi justru impor yang jelas, yang bayar pajak dan yang memenuhi prosedur. Padahal yang mengganggu itu adalah produk impor ilegal, tapi itu tidak diperketat,” tambahnya. 

Alphonzus bilang, sampai sekarang pemerintah tidak pernah menyampaikan langkah-langkah membendung barang impor ilegal. 

Ia memperkirakan, rata-rata okupansi mal akan mencapai 80% di tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[ntensive Boothcamp] Business Intelligence with Ms Excel Sales for Non-Sales (Sales for Non-Sales Bukan Orang Sales, Bisa Menjual?)

[X]
×