kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Aprindo: Pembatasan pembelian bahan pangan merupakan hal yang perlu dilakukan


Selasa, 17 Maret 2020 / 22:50 WIB
Aprindo: Pembatasan pembelian bahan pangan merupakan hal yang perlu dilakukan
ILUSTRASI. Surat pemberitahuan dan pengumuman pembatasan pembelian gula pasir terpasang di salah satu toko ritel kawasan Jakarta Pusat, Selasa (17/3/2020). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membatasi penjualan pangan di toko-toko ritel. Hal ini dilakukan untuk men


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri meminta kepada beberapa asosiasi pengusaha, agar pembelian sejumlah bahan pokok dibatasi demi menjaga stok di tengah merebaknya wabah virus corona atau Covid-19.

Adapun, sejumlah bahan pokok yang dibatasi itu antara lain beras, gula, minyak goreng, dan mi instan. Masyarakat dibatasi membeli beras maksimal 10 kilogram, gula maksimal 2 kilogram, minyak goreng maksimal 4 liter, dan mi instan maksimal 2 dus.

Baca Juga: Pembelian sejumlah bahan pokok ini mulai dibatasi

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Agus Suyatno mengatakan, apabila tujuan pembatasan ini adalah untuk menghindari penimbunan oleh oknum pelaku usaha, maka ini merupakan hal yang positif.

"Pembatasan ini akan menjamin bahwa ketersediaan pangan bisa terdistribusi kepada semua lapisan masyarakat dan dengan harga yang bisa dikendalikan oleh pemerintah," ujar Agus saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (17/3).

Agus melanjutkan, hal ini akan menjadi lebih baik lagi ketika nantinya dilakukan dalam pengawasan yang ketat, serta dipastikan seluruh masyarakat dapat mengakses bahan pangan dengan mudah dan dengan harga yang stabil.

"Jadi ini bukan hanya pada tingkat bagaimana pelaku usaha belanja kebutuhan, tetapi juga memastikan bahwa barang tersebut sampai kepada konsumen dengan harga yang relatif wajar, ini yang lebih penting," paparnya.

Baca Juga: Aprindo: Virus corona menggerus sektor mulai hulu hingga hilir

Di dalam pelaksanaannya, YLKI mengimbau agar Satgas Pangan Polri dapat melibatkan peran masyarakat juga. Salah satu cara yang disarankan adalah dengan membuka akses poin pengaduan.

Apabila diperlukan, Agus mengatakan pemerintah bisa saja membuka semacam operasi pasar agar masyarakat dapat terjamin dan mendapatkan pasokan pangan. Namun dengan catatan, operasi pasar ini dilakukan merujuk pada kemampuan masyarakat dalam mengakses bahan pangan, bukan besaran kebutuhan yang direkomendasikan oleh pemerintah.

"Jadi ukurannya bukan jumlah barangnya, tetapi sampai sejauh mana masyarakat bisa mengakses barang tersebut," kata Agus.

Sejalan dengan Agus, Dewan Penasehat Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) Tutum Rahanta mengatakan, imbauan yang dilakukan oleh Satgas Pangan Polri merupakan hal yang sangat baik. "Pembatasan ini perlu dilakukan agar masyarakat bisa berbagi dengan sesama konsumen, serta kami sebagai pelaku usaha juga tidak perlu selisih paham dengan pembeli," kata Tutum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×