Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Aprindo pun menyambut baik kebijakan pemerintah yang membatalkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 serentak. Dengan begitu, tren pemulihan bisnis ritel di akhir tahun atau pada masa natal dan tahun baru (nataru) bisa berlanjut.
Aprindo mencatat, momen hari besar memang mendongkrak kinerja bisnis ritel. Yang terbesar, tentu saat masa Idul Fitri dengan rentang pertumbuhan rerata 35%-40% dibandingkan hari normal. Sedangkan pada saat Nataru pertumbuhan ritel berada di angka 15%-20%.
Roy berharap, tren pemulihan bisnis ritel bisa berlanjut pada tahun 2022. Dengan catatan, pertumbuhan ekonomi juga terus terjadi. Berbarengan dengan itu, pengendalian pandemi lewat pencegahan ledakan kasus covid-19 dan varian baru mutlak diperlukan.
Baca Juga: Kemendag revisi Permendag 23/2021, penambahan gerai tak terbatas pada waralaba
Lalu, percepatan program vaksinasi covid-19 hingga mencapai herd immunity turut menjadi syarat pulihnya bisnis ritel di Indonesia.
Apabila hal-hal tersebut bisa dilakukan, maka Roy optimistis bisnis ritel akan kembali recovery pada akhir Q2-2022 atau ketika momentum Idul Fitri tahun depan.
"Dari sisi masyarakat dan peritel poin utamanya prokes ketat dan aplikasi PeduliLindungi dijalankan dengan disiplin. Jika berhasil penanggulangan covid-19 dan vaksinasi, Q1-2020 masih transisi pra-recovery. Di Q2 akhir atau saat Lebaran, mulai recovery," pungkas Roy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News