kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   3.000   0,16%
  • USD/IDR 16.450   0,00   0,00%
  • IDX 6.832   16,22   0,24%
  • KOMPAS100 991   5,82   0,59%
  • LQ45 767   3,97   0,52%
  • ISSI 217   0,70   0,32%
  • IDX30 399   1,92   0,48%
  • IDXHIDIV20 473   -0,50   -0,11%
  • IDX80 112   0,65   0,59%
  • IDXV30 115   0,56   0,49%
  • IDXQ30 131   0,39   0,30%

APSyFI: Relokasi Produksi Global Bisa Jadi Momentum Industri Tekstil


Senin, 05 Mei 2025 / 16:40 WIB
APSyFI: Relokasi Produksi Global Bisa Jadi Momentum Industri Tekstil
ILUSTRASI. Pekerja mengerjakan proses memasukkan benang ke dalam sisir tenun di pabrik PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) di Cimahi, Jawa Barat, Selasa (15/4/2025). Sepanjang tahun buku 2024, BELL membukukan kenaikan penjualan bersih 9% atau sebesar Rp 584,89 miliar dengan total laba bersih mencapai Rp 11,53 miliar Tahun 2025 menargetkan pertumbuhan kinerja 10%./pho KONTAN/Carollus Agus Waluyyo/15/04/2025.


Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri tekstil nasional mulai menunjukkan tanda-tanda pergerakan menuju pemulihan. Salah satunya ditandai oleh langkah PT Duniatex yang mulai merekrut kembali ribuan karyawan, diduga termasuk tenaga kerja yang sebelumnya sempat dirumahkan.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI), Redma Gita Wirawasta mengatakan, rekrutmen kembali ini sejalan dengan tren relokasi basis produksi global ke negara-negara dengan tarif ekspor lebih rendah.

"Dengan kondisi perang dagang ini, bukan hanya perdagangan yang berubah. Ada juga tren relokasi basis produksi yang berpotensi masuk ke Indonesia," ujarnya kepada Kontan, Senin (5/5).

Baca Juga: Apsyfi: Efek Tarif Trump, Industri Hulu Tekstil Siap Investasi US$ 250 juta

Redma menyebut, relokasi dan reaktivasi industri ini akan menjadi pendorong pertumbuhan dalam beberapa bulan ke depan. Pasalnya, langkah ini mendorong perusahaan yang sebelumnya menurunkan kapasitas untuk kembali menggeliat dan menyerap tenaga kerja.

Namun begitu, ia mengingatkan bahwa peta permainan industri juga berubah. "Masih akan ada perusahaan yang melakukan PHK atau bahkan menutup pabrik. Tapi di sisi lain, juga ada yang kembali aktif dan merekrut karyawan," jelasnya.

Baca Juga: API dan APSyFI: Tata Kelola Ekspor Impor Indonesia Perlu Diperbaiki

Menurutnya, agar Indonesia bisa mengambil manfaat dari trend relokasi ini, perlu ada dorongan kebijakan dari pemerintah. Tujuannya, memastikan basis produksi benar-benar berpindah ke dalam negeri, sehingga mampu memperkuat ekosistem industri tekstil nasional secara menyeluruh.

Baca Juga: APSyFI: Kebijakan Tarif Impor AS Bisa Jadi Peluang Industri TPT, Asal Lakukan Ini

Selanjutnya: Cuan 33,59% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Naik Secuwil (5 Mei 2025)

Menarik Dibaca: Dividen AKR Corporindo (AKRA) Rp 50 per saham, Potensi Yield Hampir 4%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×