Reporter: Handoyo | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Impor terigu terus menurun. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) periode Januari-November impor terigu mencapai sekitar 185.807 ton.
Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) memproyeksikan, di sepanjang tahun 2013 lalu impor terigu mencapai sekitar 200.000 ton-250.000 ton.
Dengan perhitungan tersebut, bila dibandingkan tahun 2012, volume impor terigu pada 2013 turun signifikan. Sebab, di tahun 2012, impor terigu mencapai 479.682 ton.
Ratna Sari Loppies Direktur Eksekutif Aptindo mengatakan, faktor yang menyebabkan turunnya volume impor tersebut adalah banyaknya petisi yang dilayangkan oleh asosiasi kepada pemerintah untuk menghambat laju impor terigu yang dari sisi harga dinilai tidak fair.
Salah satu petisi yang dikabulkan tersebut adalah penerapan kebijalan Bea Masuk Tindak Pengamanan Sementara (BMTPS) yang berlaku selama 200 hari sejak tanggal 5 Desember 2012. "Semenjak pemberlakuan tersebut, impor sangat kecil bahkan hampir tidak ada," kata Ratna, Kamis (9/1).
Menurut perhitungan Aptindo, kebutuhan terigu dalam negeri masih dapat dipenuhi oleh produsen lokal.
Sekadar informasi, kebutuhan terigu dalam negeri setiap tahunnya rata-rata mencapai 4,4 juta ton-5 juta ton. Sedangkan untuk kapasitas terpasang dari pabrik terigu yang ada mencapai 7 juta-8 juta ton.
Saat ini, kapasitas terpakai dari pabrik terigu mencapai 60%-70% atau sekitar 4,8 juta ton-5,6 juta ton. Oleh sebab itu Ratna mengharap untuk terigu impor yang masuk tidak melebihi 100.000 ton per tahun.
"Kalau lebih dari itu kasihan perusahaan-perusahaan baru dan kapasitasnya kecil," kata Ratna.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News