CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   -35.000   -2,31%
  • USD/IDR 15.800   -121,00   -0,77%
  • IDX 7.322   55,53   0,76%
  • KOMPAS100 1.120   5,81   0,52%
  • LQ45 885   5,41   0,62%
  • ISSI 222   1,93   0,88%
  • IDX30 453   1,57   0,35%
  • IDXHIDIV20 545   1,27   0,23%
  • IDX80 128   0,70   0,54%
  • IDXV30 137   1,60   1,18%
  • IDXQ30 151   0,42   0,28%

Aptindo klaim impor terigu di 2013 merosot tajam


Kamis, 09 Januari 2014 / 15:01 WIB
Aptindo klaim impor terigu di 2013 merosot tajam
ILUSTRASI. Jadwal MPL ID S10 Regular Season Minggu 2 (19-21 Agustus 2022), Ada RRQ Hoshi vs Onic


Reporter: Handoyo | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Impor terigu terus menurun. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) periode Januari-November impor terigu mencapai sekitar 185.807 ton.

Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) memproyeksikan, di sepanjang tahun 2013 lalu impor terigu mencapai sekitar 200.000 ton-250.000 ton.

Dengan perhitungan tersebut, bila dibandingkan tahun 2012, volume impor terigu pada 2013 turun signifikan. Sebab, di tahun 2012, impor terigu mencapai 479.682 ton.
 
Ratna Sari Loppies Direktur Eksekutif Aptindo mengatakan, faktor yang menyebabkan turunnya volume impor tersebut adalah banyaknya petisi yang dilayangkan oleh asosiasi kepada pemerintah untuk menghambat laju impor terigu yang dari sisi harga dinilai tidak fair.

Salah satu petisi yang dikabulkan tersebut adalah penerapan kebijalan Bea Masuk Tindak Pengamanan Sementara (BMTPS) yang berlaku selama 200 hari sejak tanggal 5 Desember 2012. "Semenjak pemberlakuan tersebut, impor sangat kecil bahkan hampir tidak ada," kata Ratna, Kamis (9/1).

Menurut perhitungan Aptindo, kebutuhan terigu dalam negeri masih dapat dipenuhi oleh produsen lokal.

Sekadar informasi, kebutuhan terigu dalam negeri setiap tahunnya rata-rata mencapai 4,4 juta ton-5 juta ton. Sedangkan untuk kapasitas terpasang dari pabrik terigu yang ada mencapai 7 juta-8 juta ton.

Saat ini, kapasitas terpakai dari pabrik terigu mencapai 60%-70% atau sekitar 4,8 juta ton-5,6 juta ton. Oleh sebab itu Ratna mengharap untuk terigu impor yang masuk tidak melebihi 100.000 ton per tahun.

"Kalau lebih dari itu kasihan perusahaan-perusahaan baru dan kapasitasnya kecil," kata Ratna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×