kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

APTRI: Pengawasan gula rafinasi perlu diperketat


Senin, 06 November 2017 / 18:17 WIB
APTRI: Pengawasan gula rafinasi perlu diperketat


Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terjadinya kebocoran Gula Kristal Rafinasi (GKR) dinilai perlu pengetatan dalam jalur distribusi.

"Saat ini penjualan GKR tanpa melalui distributor langsung kepada industri makanan dan minuman," ujar Ketua Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Soemitro Samadikoen kepada Kontan.co.id, Senin (6/11).

Berdasarkan hal itu, Soemitro bilang kemungkinan kebocoran gula berada pada dua titik tersebut. Oknum yang membocorkan GKR dinilai apabila bukan berasal dari industri makanan dan minuman, maka berasal dari pabrik produsen GKR.

Kesulitan dalam pengawasan gula adalah tidak terdeteksi kemana GKR tersebut berpindah. Pengiriman yang menggunakan truk dinilai rentan terjadi perpindahan tangan sebelum sampai tujuan. Potensi kebocoran GKR per tahun diperkirakan oleh Soemitro mencapai 500.000 ton.

Mengatasi hal tersebut Soemtiro sepakat bila penjualan GKR dilakukan melalui sistem lelang. "Kami sepakat apabila penjualan GKR dilakukan melalui sistem lelang," terang Soemitro.

Hal tersebut dinilai Soemitro akan membuat peredaran GKR dapat terdeteksi. Ditambah dengan barcode membuat jual beli GKR lebih transparan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×