kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   -25.000   -1,30%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

APTRI: Pengawasan gula rafinasi perlu diperketat


Senin, 06 November 2017 / 18:17 WIB
APTRI: Pengawasan gula rafinasi perlu diperketat


Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terjadinya kebocoran Gula Kristal Rafinasi (GKR) dinilai perlu pengetatan dalam jalur distribusi.

"Saat ini penjualan GKR tanpa melalui distributor langsung kepada industri makanan dan minuman," ujar Ketua Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Soemitro Samadikoen kepada Kontan.co.id, Senin (6/11).

Berdasarkan hal itu, Soemitro bilang kemungkinan kebocoran gula berada pada dua titik tersebut. Oknum yang membocorkan GKR dinilai apabila bukan berasal dari industri makanan dan minuman, maka berasal dari pabrik produsen GKR.

Kesulitan dalam pengawasan gula adalah tidak terdeteksi kemana GKR tersebut berpindah. Pengiriman yang menggunakan truk dinilai rentan terjadi perpindahan tangan sebelum sampai tujuan. Potensi kebocoran GKR per tahun diperkirakan oleh Soemitro mencapai 500.000 ton.

Mengatasi hal tersebut Soemtiro sepakat bila penjualan GKR dilakukan melalui sistem lelang. "Kami sepakat apabila penjualan GKR dilakukan melalui sistem lelang," terang Soemitro.

Hal tersebut dinilai Soemitro akan membuat peredaran GKR dapat terdeteksi. Ditambah dengan barcode membuat jual beli GKR lebih transparan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×