Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT ArcelorMittal Nippon Steel Indonesia (AM/NS Indonesia) akan memperluas jangkauan ke pasar internasional. Produsen baja ini menambah pasokan ke Amerika Serikat (AS) sembari menjajaki perluasan ekspor ke pasar baru.
Pada akhir bulan lalu, Rabu (30/4), AM/NS Indonesia melepas sebanyak 10.000 ton produk baja lapis seng (galvanize) ke pasar AS. Estimasi nilai ekspor dari pengiriman ini sekitar US$ 10 juta.
Presiden Direktur PT ArcelorMittal Nippon Steel Indonesia Murali Krishna Chunduru mengungkapkan aksi ini merupakan bagian dari strategi AM/NS Indonesia memperkuat bisnisnya di pasar internasional. AM/NS Indonesia menargetkan bisa memasok 5.000 ton - 6.000 ton per bulan ke pasar AS.
Baca Juga: AM/NS Indonesia Ekspor 10.000 Ton Baja ke AS Senilai US$ 10 Juta
"Ekspor ini menjadi salah satu pencapaian strategis bagi perusahaan dalam memperluas jangkauan pasar dan memperkuat posisi kami di pasar global," ungkap Murali dalam seremoni pelepasan ekspor galvanize di Pelabuhan Tanjung Priok, Rabu (30/4).
Chief of Marketing PT ArcelorMittal Nippon Steel Indonesia Shireesh Shamra mengungkap peluang memperluas pasar ekspor, khususnya ke AS. Di tengah kebijakan tarif resiprokal dari Presiden Donald Trump, Indonesia memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan negara lain.
"Sebelumnya juga telah ekspor ke AS, tapi sekarang kuantitas kami tambah. Sekarang lebih bagus memasok ke AS karena beberapa negara tidak bisa. AS itu pasar besar, kami bisa bersaing dengan Jepang, Taiwan dan Korea Selatan," kata Shireesh.
Murali menambahkan, AM/NS Indonesia secara konsisten telah memasok ke pasar AS sejak tahun 2004. Murali optimistis bisa meningkatkan volume ekspor ke Negeri Paman Sam tersebut.
Murali menjelaskan, produk baja dikenakan tarif flat sebesar 25% di bawah Section 232. Menurut dia, kondisi ini membuka peluang bagi AM/NS Indonesia, karena beberapa negara pesaing seperti China, Vietnam dan India dikenakan bea anti-dumping yang lebih tinggi.
"Kami memiliki keunggulan kompetitif baik dari sisi kualitas maupun harga, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pasar AS yang kini mencari pemasok baru," ungkap Murali.
Sebagai informasi, AM/NS Indonesia memiliki kapasitas produksi terpasang hingga 400.000 ton per tahun untuk produk baja canai dingin (cold rolled) dan 150.000 ton per tahun untuk produk galvanize. Baja galvanized dan cold rolled coil menjadi produk utama AM/NS Indonesia untuk menembus pasar ekspor.
Memperluas Jangkauan Ekspor
Selain AS, Kanada menjadi pasar ekspor utama produk galvanize AM/NS Indonesia. Murali bilang, AM/NS Indonesia menargetkan ekspor ke Kanada sekitar 3.000 - 4.000 ton per kuartal. Dengan catatan, target volume ekspor tersebut akan memperhatikan dinamika pasar.
Tak hanya memperkuat pasar utama, AM/NS Indonesia juga berencana memperluas akses pasar internasional. AM/NS Indonesia membidik sejumlah negara seperti di kawasan Eropa, Malaysia dan Australia.
Baca Juga: Prospek Emiten Baja Terancam Meredup Akibat Ancaman Impor Baja Murah
AM/NS Indonesia menargetkan volume produksi dan penjualan sekitar 300.000 ton pada tahun ini. AM/NS Indonesia membidik pertumbuhan sekitar 8%-9% dibandingkan penjualan tahun sebelumnya.
Shireesh menjelaskan, sekitar 25% - 30% dari target produksi akan ditujukan ke pasar ekspor. Secara volume, AM/NS Indonesia membidik sekitar 70.000 - 100.000 ton untuk dipasok ke pasar internasional.
Sementara itu, Murali meminta dukungan dari pemerintah untuk menghadapi tantangan struktural di industri baja nasional. Terutama dari sisi impor baja non-standar yang masih marak. "Kami membutuhkan intervensi pemerintah untuk menghentikan masuknya baja non-standar seperti produk dengan ketebalan di bawah standar atau lapisan pelindung yang lebih rendah," tandas Murali.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Ilmate) Kementerian Perindustri, Setia Diarta menyampaikan komitmen pemerintah untuk meningkatkan daya saing industri baja. Setia bilang, berbagai kebijakan dan insentif telah diberikan oleh pemerintah, sehingga penggunaan produk baja nasional menjadi prioritas di dalam negeri.
Pemerintah akan terus mendorong pertumbuhan pasar di dalam negeri, agar utilisasi produksi bajak nasional bisa mengalami peningkatan. Bersamaan dengan itu, Setia mengatakan pemerintah juga mendorong perluasan pasar ekspor produk baja Indonesia.
Setia mengapresiasi langkah AM/NS Indonesia untuk memacu ekspor, termasuk ke pasar AS.
"Ini menunjukkan industri baja kita punya daya saing yang baik. Kami mendorong AM/NS Indonesia untuk terus berinovasi dan ekspansi ke pasar internasional, memperluas jangkauan distribusi ke negara-negara lain," pungkas Setia.
Selanjutnya: Promo JSM Indomaret 2-4 Mei 2025, Kecap Bango-Indomilk Kental Manis Harga Hemat
Menarik Dibaca: Bunga Deposito BCA di Bulan Mei 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News