kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.105.000   12.000   0,57%
  • USD/IDR 16.445   10,00   0,06%
  • IDX 7.958   20,58   0,26%
  • KOMPAS100 1.114   3,04   0,27%
  • LQ45 807   -1,86   -0,23%
  • ISSI 274   1,94   0,72%
  • IDX30 419   -0,43   -0,10%
  • IDXHIDIV20 486   -0,13   -0,03%
  • IDX80 122   -0,29   -0,24%
  • IDXV30 132   -0,91   -0,68%
  • IDXQ30 136   0,08   0,06%

AS Bidik Peluang Impor Kedelai dari Kebutuhan Protein Kelas Menengah Indonesia


Selasa, 16 September 2025 / 20:42 WIB
AS Bidik Peluang Impor Kedelai dari Kebutuhan Protein Kelas Menengah Indonesia
ILUSTRASI. Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu di sebuah industri rumahan kawasan Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (4/8/2021). Amerika Serikat (AS) mengincar peluang dari kebutuhan protein alternatif kelas menengah untuk memperkuat impor kedelai ke Indonesia. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa.


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Amerika Serikat (AS) mengincar peluang dari kebutuhan protein alternatif kelas menengah untuk memperkuat impor kedelai ke Indonesia. 

Dewan Ekspor Kedelai AS atau The U.S. Soybean Export Council (USSEC) mencatat pada 2024 ekspor kedelai AS ke Indonesia mencapai 2,61 juta ton, setara dengan 34% dari total pasar ekspor kedelai AS. Rinciannya, ekspor kedelai utuh mencapai 2,42 juta ton, bungkil kedelai sebesar 193.000 ton, dan minyak kedelai sebanyak 130 ton. 

Dengan jumlah itu, Indonesia menjadi pasar terbesar impor kedelai AS di Asia Tenggara. Regional Director Southeast Asia & Oceania USSEC Timothy Loh menyebut, pada dasarnya kebutuhan kedelai Indonesia memang besar, terkhususnya untuk produk tempe sebagai sumber protein alternatif selain dari sumber hewani. Pun, prospeknya besar dengan dominasi masyarakat menengah yang paling membutuhkan produk tersebut. 

“Indonesia adalah ekonomi terbesar di Asia Tenggara dengan kelas menengah yang tumbuh pesat dan membutuhkan lebih banyak protein alternatif berkualitas. Kedelai AS siap mendukung kebutuhan tersebut,” kata Timothy saat ditemui Kontan di Jakarta, Selasa (16/9/2025). 

Ia menambahkan, saat ini USSEC telah bekerja sama dengan industri tempe untuk meningkatkan standar higenis, praktik manufaktur, dan citra tempe, dari yang semula hanya menjadi sumber protein murah menjadi protein bergizi penting. 

CEO USSEC Jim Sutter menambahkan, komitmen impor pertanian senilai US$ 4,5 miliar yang dinyatakan Indonesia sebagai bagian dari negosiasi tarif resiprokal juga menjadi katalis positif.

“Itu memperkuat hubungan (perdagangan) yang sudah ada secara jangka panjang,” kata Jim dalam kesempatan yang sama. 

Terkait hal itu, Country Director Indonesia USSEC Ibnu Wijoyo membeberkan saat ini pemerintah Indonesia masih terus berdiskusi dengan perusahaan-perusahaan terkait untuk merealisasikan komitmen tersebut. Dari hasil diskusi terkini, belum ada peta jalan resmi yang ditetapkan. 

“Yang paling mungkin itu impor kedelai dari AS pasti bertambah dan mengurangi kontribusi dari negara lain,” sebut Ibnu. 

Selanjutnya: Prediksi Skor Juventus vs Borussia Dortmund dan Line Up Liga Champions 2025

Menarik Dibaca: Prediksi Skor Juventus vs Borussia Dortmund dan Line Up Liga Champions 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×