Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
Shinta menyatakan meskipun konteksnya hanya penyelidikan, pembukaan penyelidikan subsidi secara otomatis akan langsung mengenakan tambahan tariff anti subsidi di atas tarif most favoured nation (MFN) sampai sidang menyatakan bahwa produk yg diselidiki tersebut bebas subsidi.
Oleh karena itu, Shinta menilai kerugian pangsa pasar di AS bisa menjadi sangat signifikan dan tiba-tiba karena penyelidikan ini bisa dimulai kapan saja. Begitu dimulai, pangsa pasar ekspor dan kinerja ekspor Indonesia serta-merta turun drastis seperti yang terjadi dengan kasus penyelidikan subsidi AS terhadap biofuel asal Indonesia.
Baca Juga: Kementerian ESDM surati Kemendag soal wajib kapal ekspor batubara
"Kalau ini terjadi pada banyak komoditas yang dijual ke AS, kinerja ekspor RI-Amerika bisa turun dengan signifikan dan kemungkinan besar tidak bisa naik lagi," tegasnya.
Hal ini bisa terjadi karena Shinta melihat karakter AS dalam mengenakan tariff anti dumping & anti subsidi sangat tinggi, bisa mencapai 300% di atas tarif MFN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News