kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Asaki targetkan penjualan keramik tumbuh 13,3%


Minggu, 06 April 2014 / 15:35 WIB
Asaki targetkan penjualan keramik tumbuh 13,3%
ILUSTRASI. Harga listrik PLTS turun


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Industri keramik menargetkan pertumbuhan penjualan dan produksi masing-masing sebesar 13,33% dan 5%-10% pada tahun ini.

Berdasarkan data dari Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki), penjualan keramik nasional pada 2013 sebesar Rp 30 triliun. Penjualan itu menguat 25% dari 2012 yang sebesar Rp 24 triliun. Untuk tahun depan Asaki menargetkan penjualan industri keramik naik menjadi Rp 34 triliun.

Sementara itu, realisasi produksi keramik pada 2013 adalah sebesar 410 juta meter persegi (m2). Raihan itu meningkat 10,81% dari produksi 2012 yang sebesar 370 juta m2. Sementara di tahun ini Asaki menargetkan pertumbuhan produksi sebesar 430 juta m2-450 juta m2.

Elisa Sinaga, Ketua Umum Asaki mengatakan, untuk mencapai target tersebut industri akan meningkatkan kapasitas volume produksi dan harga jual.

"Perusahaan-perusahaan terus melakukan ekspansi dan membangun pabrik baru," ujar Elisa kepada KONTAN, Jumat (4/4).

Mengenai kenaikkan harga jual, Elisa mengaku belum memiliki informasi dan data dari para pelaku industri keramik yang menjadi anggota Asaki.

"Itu kembali lagi ke perusahaan masing-masing, bagaimana mereka bisa mengelola keuangannya. Kami juga melihat pasar, apakah mereka sudah siap apabila kami mengerek harga jual. Masih melihat situasinya bagaimana," terang Elisa.

Industri keramik memiliki tantangan yang cukup berat tahun ini. Pasalnya, pelemahan kurs rupiah dan penguatan dollar AS bisa melambatkan produksi yang berdampak pada penjualan.

Maklum, bahan baku utama industri keramik adalah gas alam yang dijual dengan mata uang dollar AS. Sedangkan pasar penjualan industri keramik 85% di dalam negeri, dan dijual dengan mata uang rupiah.

Selain itu, industri keramik juga dihadapkan akan wacana kenaikkan tarif dasar listrik dan upah minimum pekerja.

Mengenai kurs mata uang dollar yang sedang melambung, sebetulnya bisa saja produsen keramik meningkatkan ekspor.

"Namun, ekspor tidak segampang itu, kami masih harus bersaing dengan produsen keramik lokal di negara tujuan ekspor. Namun bila ada kesempatan, kami pasti akan tingkatkan juga ekspor seiring dengan penjualan dalam negeri," ujar Elisa.

Adapun, negara-negara tujuan ekspor industri keramik adalah Asia Pasifik, Asia Tenggara, Australia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×