kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pelemahan rupiah hambat kinerja Intikeramik


Selasa, 01 April 2014 / 10:53 WIB
Pelemahan rupiah hambat kinerja Intikeramik
ILUSTRASI. Sejumlah pekerja melakukan pengepakan beras dari mesin 'rice to rice' (RTR) sebelum kunjungan Wakil Presiden Ma'ruf Amin di kompleks pergudangan modern Perum BULOG di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.


Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS makin menjepit kinerja PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk. Sepanjang tahun lalu, nilai kerugian yang diderita oleh emiten berkode saham IKAI ini semakin melebar.

Tahun 2012, Intikeramik merugi Rp 39,68 miliar. Tahun 2013, kerugian perusahaan ini naik 8,58% menjadi Rp 43,08 miliar. "Penyebab utama adalah rugi kurs sebesar Rp 17,78 miliar," ujar Vincentius An Eng, Sekretaris Perusahaan PT Intikeramik Alamsari Industri Tbk kepada KONTAN, Jumat (28/3).

Vincentius menjelaskan, secara nilai, penjualan Intikeramik berhasil tumbuh 5,12% tahun lalu dengan meraup penjualan sebesar Rp 211,52 miliar. Padahal, di tahun 2012, pendapatan perusahaan hanya Rp 201,204 miliar.

Selain itu, perusahaan ini juga berhasil mengurangi beban usaha sekitar 45% menjadi Rp 32,28 miliar tahun lalu. Tahun 2012, bebannya mencapai Rp 46,93 miliar.

Namun, Intikeramik harus menanggung rugi kurs dari biaya energi. Sebab, Intikeramik harus membeli gas alam dengan dollar AS.

Tahun ini, produsen keramik merek Essenza ini berharap bisa tumbuh dengan memasang target kenaikan pendapatan sebesar 46,56% atau lebih tinggi dari realisasi kenaikan penjualan tahun lalu. Akhir tahun 2014, manajemen Intikeramik mengharapkan bisa meraih pendapatan sebesar Rp 310 miliar.

Beberapa cara yang dilakukan untuk mencapai target tersebut. Pertama menggenjot produksi keramik. Tahun ini, Intikeramik mengincar produksi keramik di atas 3 juta meter persegi. "Dengan asumsi, supply gas memadai," jelas Vincentius.

Kedua, memperluas pasar, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Tapi, Vincentius tak menjabarkan secara detail rencana perluasan pasar ini.

Merujuk kepada laporan keuangan perusahaan di kuartal ketiga tahun 2013, kontribusi penjualan paling besar perusahaan ini masih berasal dari pasar lokal, yakni sekitar 92,45% atau Rp 134, 45 miliar. Sedangkan pendapatan ekspor sekitar 7,55% dari seluruh total penjualan atau sekitar Rp 10,98 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×