Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
Selain itu, kegiatan perbaikan kontainer juga terhenti. "Karena pekerja repair tidak bisa hadir dan padamnya listrik dari PLN sehingga pekerjaan kontainer tidak dapat dilaksanakan," sebut Muslan.
Secara materi, sambungnya, apabila kerusakan kontainer ringan rata-rata 30% dari jumlah kontainer yang masuk, maka kapasitas pekerjaan repair per hari mencapai 510 box.
"Kerugian dari pekerjaan repair tersebut sebesar kurang lebih Rp 2 miliar, sehingga total kerugian dari dua sektor kegiatan tersebut mencapai Rp 14 miliar per hari atau Rp 28 miliar selama dua hari," terangnya.
Baca Juga: PLN: 1.790 gardu terdampak banjir kembali menyala
Lebih lanjut, Muslan juga mengemukakan kerugian yang bersifat kerusakan lapangan. Ia memperkirakan, lapangan yang terendam banjir untuk depo kontainer seluas 25% dari seluruh luas depo yang dimiliki 34 perusahaan, atau sekitar 34 hektare.
Menurutnya, apabila terjadi kerusakan pada lapangan, biaya perbaikannya mencapai sekitar Rp 750.000 per m2. "Sehingga jumlah perbaikan tersebut kurang lebih mencapai Rp 225 miliar," sebut Muslan.
Dengan potensi kerugian tersebut, imbuhnya, Asdeki berharap pemerintah bisa segera mengambil langkah konkret untuk mencegah terjadinya banjir serupa.
"Dengan melibatkan stakeholder dan asosiasi terkait untuk meminimize permasalahan gangguan distribusi kontainer atau barang," tandas Muslan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News