Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Rapat kreditur perdana terkait kasus pailitnya PT Metro Batavia (Batavia Air) baru sebatas memverifikasi tagihan kreditur dan data yang dimiliki debitur.
Rapat tersebut dilakukan di Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada Jumat (15/2). Dalam pantauan KONTAN, ruang sidang pengadilan disesaki para kreditur yang jumlahnya lebih dari 150 orang.
Kebanyakan mereka yang datang adalah pemilik tiket Batavia Air yang gagal terbang. Nawawi Pomolango, Hakim Pengawas Perkara menjelaskan bahwa rapat hari ini baru sebatas menginformasikan aset dan utang yang dimiliki oleh Batavia Air.
"Aset Batavia Air tidak cukup untuk membayar utang. Makanya kurator nanti akan mengatur pembayaran utang. Bagaimana caranya agar adil, karena aset yang dibagikan itu untuk semua kreditur," ujar Nawawi di ruang sidang.
Turman Panggabean, salah satu kurator Batavia Air menjelaskan, bahwa saat rapat kreditur tadi pihak debitur mengatakan, aset Batavia Air hanya mencapai Rp 800 miliar sedangkan utangnya mencapai Rp 900 miliar.
"Tadi mereka (debitur) menyatakan aset Rp 800 miliar dan utangnya Rp 900 miliar. Tetapi itu belum tentu benar. Kami baru mau verifikasi data itu," ujar Turman. Dia bilang rapat kreditur berikutnya akan dilakukan pada 14 Maret 2013.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News