Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan
JAMBI. Asita Jambi menyetujui rencana Kementerian Perhubungan tentang ketetapan fuel surcharge terkait biaya tambahan penerbangan akibat kenaikan bahan bakar minyak jenis avtur. Imbasnya, harga tiket pesawat akan naik dalam waktu dekat.
Ini sesuai dengan penerapan fuel surcharge yang akan diterapkan adalah biaya tambahan sebesar Rp 50.000 per penumpang untuk setiap penerbangan selama satu jam. Untuk setiap kelipatannya, maka akan dikenakan sebesar Rp 50.000 lagi.
Ketua Asosiasi tour and travel agent (Asita) Jambi, M Ali Siwoon, mengatakan kebijakan ini karena melihat bahan bakar avtur pesawat terbang non-subsisidi yang melonjak naik mengikuti harga minyak dunia. Terutama semenjak nilai rupiah menurun.
Sehingga, bilang Ali, pihak maskapai sudah merasa berat, hingga ada penerbangan yang non potensial mereka off. Tak hanya itu, melemahnya rupiah juga berimbas pada harga spare part pesawat yang berasal dari luar negeri.
“Saat ada peralatan yang rusak, mereka mengganti yang baru dengan (biaya) dolar, sehingga beban operasional maskapai cukup meningkat. Pada prinsipnya kita memaklumi kenaikan ini," katanya, Senin (10/2).
Meski demikian Ali mengaku masih menunggu pemberitahuan resmi dari maskapai, yang kabarnya akan dirilis bulan ini. "Saat ini masih tarif biasa, kita lihat minggu-minggu ini," kata Ali.
Ia menekankan seiring kenaikan itu hendaknya maskapai tetap memberikan promo. Asita berharap juga nanti kenaikan tidak berlaku seterusnya, pada saat rupiah normal, harga tiket harus kembali seperti semula.
Manajemen Lion Air dan Garuda Indonesia area Jambi dikonfirmasi mengatakan belum menerima pemberitahuan resmi dari pusat tentang kenaikan harga tiket. Harga tiket Garuda Indonesia untuk kelas ekonomi Jambi-Jakarta masih sebesar Rp 613 ribu termasuk airport tax. ‘
"Kita belum ada kabar pasti tentang kenaikan, nanti kalau sudah kita beritahu," kata Mardanus, Manajer Lion Air Jambi. (hdp)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News