Reporter: Ivana Wibisono | Editor: Dessy Rosalina
JAKARTA. Pemodal asing ramai-ramai berinvestasi ke startup Indonesia hingga miliaran dollar. Tidak hanya pemodal asing, pemodal dalam negeri bahkan konglomerat perusahaan besar Indonesia juga ikut berinvestasi.
Dengan jumlah investasi jumbo, apakah akan membawa efek penyerapan tenaga kerja yang lebih banyak? Dewan Pengawas Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Daniel Tumiwa menjelaskan bahwa belum ada bukti terdapat hubungan langsung antara investasi terhadap penyerapan tenaga kerja.
Meski begitu dengan adanya akuisisi dan suntikan dana terbukti meningkatan pemasukkan karyawan yang bekerja di startup terkait. Akan tetapi peningkatan tersebut tidak cukup besar.
“Internet tidak padat karya. Tetapi ada model yang menciptakan pekerjaan baru seperti Gojek. Peningkatan pemasukkan naik, tetapi belum cukup untuk terlihat dalam skala yang besar,” jelas Daniel saat dihubungi KONTAN, Selasa (1/8).
Daniel menambahkan bahwa yang tercipta dari model usaha ini adalah peluang usaha baru seperti menjadi penjual online. Penjual online mulai banyak dijumpai baik di media sosial maupun e-commerce.
Meski begitu, untuk penyerapan tenaga kerja belum cukup membuat perubahan yang masif. “Penjual online ini mulai menyerap tenaga kerja tapi sekali lagi belum cukup untuk membuat perubahan angka besar,” tambah Daniel.
Catatan saja, Gojek mendapatkan dana investasi dari Tencent Holdings sebesar US$100-150 juta. Grab pun mendapatkan dana investasi sebesar US$2 miliar dari Didi Chuxing (China) dan Softbank Group Corp (Jepang). Dari US$2 miliar tersebut, US$400 juta akan diberikan kepada Grab Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News